Asteroid Bennu: Kotak Pandora dari Masa Lalu Tata Surya, Ungkap Asal Usul Kehidupan

Para ilmuwan baru-baru ini dikejutkan oleh penemuan luar biasa di dalam asteroid Bennu. Sampel yang dikumpulkan oleh misi OSIRIS-REx NASA mengungkapkan debu bintang yang lebih tua dari tata surya kita sendiri, materi organik kompleks, dan es dari ruang antar bintang. Temuan ini bagaikan jendela yang mengintip ke masa 4,6 miliar tahun lalu, jauh sebelum Matahari dan planet-planet terbentuk.

Analisis isotop dalam debu Bennu mengungkap bahwa asteroid ini terbentuk dari campuran material yang tersebar di berbagai lokasi: dekat dengan Matahari, di tepi tata surya yang jauh, bahkan dari luar tata surya.

"Semua elemen ini menempuh perjalanan yang sangat panjang sebelum akhirnya bersatu di area tempat induk asteroid Bennu terbentuk," kata seorang ilmuwan planet dari NASA.

Kisah Kekerasan di Balik Pembentukan Bennu

Hasil studi mengungkap bahwa Bennu bukanlah satu kesatuan sejak awal. Asteroid ini adalah fragmen dari sebuah objek induk yang lebih besar, hancur akibat tabrakan dahsyat.

"Kami menduga objek induk ini ditabrak oleh asteroid lain dan pecah menjadi beberapa bagian," ungkap seorang ilmuwan dari University of Arizona.

Fragmen-fragmen ini kemudian bersatu kembali beberapa kali hingga akhirnya membentuk Bennu seperti yang kita kenal sekarang. Objek induk ini diperkirakan terbentuk di area luar tata surya, bahkan mungkin melampaui orbit Jupiter dan Saturnus.

Bennu vs Ryugu: Perbedaan Signifikan

Perbandingan antara Bennu, asteroid Ryugu (yang sampelnya dibawa oleh misi Hayabusa2 Jepang), dan meteorit primitif menunjukkan bahwa ketiganya kemungkinan berasal dari area serupa di tepi tata surya purba. Namun, Bennu menunjukkan perbedaan yang mencolok.

Analisis menunjukkan bahwa material induk Bennu mengalami perubahan signifikan akibat interaksi dengan air. Sekitar 80% sampel Bennu terdiri dari mineral yang mengandung air, bukti adanya reaksi antara es yang mencair dan debu asteroid.

"Induk asteroid Bennu menyimpan banyak es dan debu," kata seorang profesor ilmu planet dari University of Arizona. "Sedikit panas saja cukup untuk mencairkan es dan memicu reaksi antara cairan dan padatan."

Jejak Tabrakan Mikro dan Angin Matahari

Penelitian juga menemukan bukti banyaknya mikrometeorit yang menghantam Bennu. Tabrakan ini meninggalkan kawah mikroskopis dan material batuan yang sempat meleleh. Selain itu, ditemukan juga tanda paparan angin matahari, yaitu aliran partikel berkecepatan tinggi dari Matahari.

"Pelapukan permukaan Bennu terjadi jauh lebih cepat dari yang diperkirakan," ujar seorang ilmuwan NASA.

Meskipun Bennu bukan tempat kehidupan, penelitian ini sangat penting untuk memahami bagaimana kehidupan di Bumi dapat muncul.

"Asteroid adalah kapsul waktu dari masa awal tata surya," kata seorang profesor dari Purdue University. "Dengan mempelajarinya, kita dapat mengungkap asal usul tata surya, bahkan mungkin asal usul kehidupan."

Scroll to Top