Ilmuwan Indonesia Teliti Evolusi Galaksi di Korea Selatan

Seorang dosen dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Andi Sitti Mariyam, berkesempatan melakukan kolaborasi penelitian astronomi di Korea Institute for Advanced Study (KIAS), Seoul. Kegiatan ini berlangsung selama tiga minggu, dari pertengahan Agustus hingga awal September 2025.

Kesempatan emas ini didapatkan Mariyam, yang saat ini sedang menempuh pendidikan doktoral di bidang Astronomi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia dapat berinteraksi dan berdiskusi secara langsung dengan para ahli astronomi dan astrofisika terkemuka di Korea, termasuk Prof. Changbom Park.

Mengikuti Sekolah Musim Panas AstroAI

Awal dari perjalanan ilmiahnya diisi dengan mengikuti AstroAI Asian Network (A3 Net) Summer School di KIAS. Program ini membahas penerapan kecerdasan buatan (AI) dan Machine Learning (ML) di bidang astrofisika.

Para pengajar yang terlibat berasal dari berbagai institusi ternama di dunia, seperti Princeton University, Simons Foundation, MIT, Harvard University, ATLAS, dan Korea Astronomy and Space Science Institute.

Selama seminggu, para peserta diberikan tantangan untuk memecahkan masalah astrofisika menggunakan metode machine learning, deep learning, hingga generative model. Sebagai puncak acara, setiap kelompok mempresentasikan hasil penelitiannya. Mariyam sendiri menjadi salah satu presenter dalam sesi presentasi group project berjudul ‘Galaxy Cluster Masses with CNN (Convolutional Neural Network)’.

Fokus pada Evolusi Galaksi dan Struktur Alam Semesta

Setelah menyelesaikan sekolah musim panas, Mariyam melanjutkan dengan riset kolaborasi di KIAS. Fokus penelitiannya adalah tentang evolusi galaksi dan struktur besar alam semesta. Ia memanfaatkan data astronomi berukuran besar (big data) dan dukungan komputasi tinggi untuk melakukan simulasi numerik.

"Dengan kolaborasi ini, saya berharap dapat meningkatkan kemampuan riset dan memperluas jaringan dengan komunitas peneliti internasional di bidang galaksi, kosmologi, dan astronomi secara umum," ungkapnya.

Menjelajahi Budaya Korea

Selain kegiatan riset, Mariyam juga menyempatkan diri untuk mengenal budaya dan masyarakat Korea. Ia mengunjungi beberapa tempat menarik, seperti National Palace Museum, Gyeongbokgung Palace, Namsan Tower, dan Insa Dong Street.

Ia menemukan fakta menarik di National Palace Museum. Ternyata, pada masa lalu, Korea juga mempelajari sistem kalender dari peradaban Islam. Hal ini terungkap dari manuskrip berjudul Chiljeongsan Oepyeon, sebuah kitab hisab astronomi dari Dinasti Joseon yang disusun pada masa Raja Sejong. Kitab tersebut mengkaji sistem penanggalan Islam yang disebut Huihui calendar dan digunakan untuk memprediksi gerhana Matahari dan Bulan.

Scroll to Top