Jakarta – Pasar saham Indonesia dikejutkan dengan gelombang transaksi dahsyat pada Selasa (26/8/2025), menembus angka Rp45,79 triliun. Volume perdagangan juga mencengangkan, mencapai 56,63 miliar saham dalam 2,35 juta transaksi. Pemicunya? Efek kocok ulang indeks MSCI yang berlaku efektif hari ini, Rabu (27/8/2025), ditambah dengan rebalancing indeks FTSE Russell yang segera menyusul.
Investor asing kembali menjadi motor penggerak, melanjutkan tren akumulasi selama 11 hari berturut-turut dengan total nilai mencapai Rp12,52 triliun. Hanya dalam sehari, pembelian bersih asing mencapai Rp2,37 triliun.
Sorotan utama tertuju pada saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dari Grup Sinarmas. Masuknya DSSA ke dalam konstituen indeks MSCI dan FTSE Large Cap mengundang aksi beli besar-besaran. Nilai transaksi DSSA mencapai Rp7,86 triliun, mencakup 17,17% dari total transaksi harian di seluruh pasar. Aksi akumulasi asing pada saham ini bahkan lebih fantastis, menembus Rp15,43 triliun, dengan pembelian bersih di pasar negosiasi mencapai Rp4,88 triliun.
Selain DSSA, saham-saham berkapitalisasi besar lainnya juga mencatat transaksi jumbo. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dari Grup Salim membukukan transaksi Rp6,75 triliun, diikuti PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) milik Grup Prajogo Pangestu dengan nilai transaksi Rp3,06 triliun.
Sektor perbankan tak ketinggalan meramaikan. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat transaksi Rp2,77 triliun, disusul PT Alamtri Resources Indonesia Tbk sebanyak Rp1,70 triliun dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan Rp1,52 triliun.
Dengan derasnya aliran dana asing dan rebalancing dua indeks global besar, pasar saham Indonesia diperkirakan akan tetap ramai dalam beberapa hari ke depan. Momentum ini menjadi harapan baru bagi kinerja pasar modal Indonesia.