Seorang guru sekolah menengah di Medway, Kent, Inggris, bernama Nikita Sterling, akhirnya menemukan penyebab migrain kronis yang dideritanya selama lebih dari dua dekade. Sejak usia 18 tahun, Nikita mengalami migrain yang disertai gangguan penglihatan dan sakit kepala hebat. Awalnya, ia tidak terlalu khawatir karena frekuensinya hanya 2-3 kali setahun dan tidak mencari pertolongan medis.
Namun, pada Oktober 2024, situasinya berubah drastis. Migrain yang dialaminya menjadi hampir setiap minggu. Ia merasakan tekanan di kepalanya semakin meningkat, seolah-olah kepalanya dipenuhi air. Bahkan, ia sempat kehilangan kemampuan berbicara saat rapat dengan orang tua murid.
Gejala tersebut terus memburuk selama beberapa bulan. Akhirnya, pada Februari 2025, Nikita memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter umum melalui asuransi suaminya dan dirujuk ke ahli saraf pada bulan Mei.
Kondisinya terus memburuk hingga ia pingsan dan muntah-muntah. Saudara perempuannya mendesaknya untuk melakukan MRI pada April 2025. Hasil MRI menunjukkan adanya massa besar di lobus frontal otaknya. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, massa tersebut didiagnosis sebagai meningioma, tumor otak non-kanker.
Nikita sangat terkejut mengetahui ukuran tumor tersebut dan pembengkakan di sekitarnya yang menyebabkan tekanan di kepalanya. Ia kemudian dirujuk ke Rumah Sakit King’s College di London. Ahli bedah saraf menyarankan operasi pengangkatan tumor sebagai tindakan terbaik.
Operasi pengangkatan tumor jinak itu berhasil dilakukan pada 22 April 2025. Dokter memperkirakan tumor tersebut telah tumbuh selama 20 tahun.
Setelah operasi, kondisi Nikita membaik secara signifikan. Migrain kronis yang selama ini mengganggunya akhirnya hilang. Ia kini telah pulih dan hanya perlu mengonsumsi obat yang diresepkan dokter jika mengalami gangguan penglihatan.