Norwegia Tarik Investasi Triliunan Rupiah dari Perusahaan Israel dan Caterpillar Terkait Pelanggaran HAM di Gaza

OSLO – Dana kekayaan negara Norwegia, salah satu yang terbesar di dunia, mengambil langkah tegas dengan menarik investasinya dari perusahaan konstruksi asal Amerika Serikat, Caterpillar Inc, dan lima bank Israel. Keputusan ini diambil atas dasar keprihatinan mendalam terkait pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di wilayah Gaza. Langkah ini menjadi tamparan keras bagi penjajahan Zionis.

Dewan eksekutif dana senilai USD1,9 triliun itu mengumumkan divestasi dari keenam entitas tersebut setelah menerima rekomendasi dari dewan etik. Rekomendasi tersebut menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut terlibat dalam "kontribusi terhadap pelanggaran serius hak-hak individu dalam situasi perang dan konflik".

Dewan etik menyoroti bahwa buldoser produksi Caterpillar digunakan secara ilegal dan meluas oleh otoritas Israel dalam penghancuran properti milik warga Palestina. Pernyataan tegas menyebutkan bahwa produk Caterpillar digunakan untuk melakukan pelanggaran hukum humaniter internasional secara ekstensif dan sistematis.

Dana tersebut menyoroti bahwa perusahaan tersebut tidak mengambil langkah-langkah yang memadai untuk mencegah penggunaan produknya untuk tujuan pelanggaran HAM. Dewan etik menilai bahwa ada risiko yang tidak dapat diterima bahwa Caterpillar berkontribusi terhadap pelanggaran serius hak individu dalam situasi perang atau konflik.

Dana Norwegia memiliki 1,2% saham di Caterpillar, senilai USD2,4 miliar pada akhir Desember. Ini merupakan pukulan bagi perusahaan yang melaporkan penurunan laba sebesar 21%. Tahun lalu, dana pensiun swasta terbesar Norwegia juga menarik sahamnya dari Caterpillar atas keterlibatannya dalam pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki.

Selain Caterpillar, dana tersebut juga menarik diri dari lima bank Israel yang terlibat dalam pembiayaan pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki. Kelima bank tersebut adalah First International Bank of Israel, FIBI Holdings, Bank Leumi, Mizrahi Tefahot, dan Bank Hapoalim.

Nilai saham di kelima bank Israel tersebut mencapai USD661 juta per akhir Juni.

Divestasi dari bank-bank tersebut berarti dana Norwegia telah mengurangi separuh kepemilikannya di perusahaan-perusahaan Israel dalam beberapa minggu terakhir.

Awal bulan ini, dana tersebut menyatakan akan mendivestasi 11 perusahaan Israel menyusul laporan bahwa mereka berinvestasi di produsen mesin jet Israel yang menyediakan suku cadang untuk jet tempur Israel yang menewaskan orang-orang di Gaza. Hal ini memicu protes publik yang luas.

Pemerintah Norwegia telah berupaya untuk melawan tekanan terkait investasi di perusahaan-perusahaan Israel, namun parlemen Norwegia pada bulan Juni menolak proposal divestasi dari semua perusahaan militer Israel yang beroperasi di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.

Dana kekayaan Norwegia bertujuan untuk memastikan pengelolaan pendapatan jangka panjang dari sumber daya minyak dan gas Norwegia, sehingga kekayaan ini bermanfaat bagi generasi sekarang dan mendatang.

Scroll to Top