Beredar luas di media sosial klaim yang menyesatkan bahwa vaksinasi campak dapat menyebabkan kecacatan pada anak. Kabar ini sepenuhnya tidak benar dan perlu diluruskan. Vaksin campak justru merupakan langkah penting untuk melindungi anak dari penyakit yang berbahaya.
Vaksin campak bekerja dengan cara memperkenalkan virus campak yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh. Virus yang dilemahkan ini tidak berbahaya dan tidak dapat menyebabkan infeksi yang parah. Sebaliknya, virus ini merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang melindungi anak dari penyakit campak di masa depan.
Efek samping setelah vaksinasi campak umumnya ringan dan bersifat sementara. Beberapa anak mungkin mengalami demam ringan, namun hanya sebagian kecil saja yang mengalaminya. Ruam juga bisa muncul, namun kejadiannya sangat jarang. Efek samping ini biasanya hilang dengan sendirinya tanpa perlu penanganan khusus.
Kekhawatiran tentang vaksin MMR (campak, gondongan, rubela) yang menyebabkan autisme telah dibantah secara ilmiah. Penelitian yang mengklaim hal tersebut telah ditarik dan dokter yang melakukannya telah dilarang praktik karena metodologi yang tidak valid.
Imunisasi campak dan rubela (MR) kini merupakan program kesehatan global yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah penyebaran penyakit campak dan melindungi anak-anak dari komplikasi serius yang dapat ditimbulkannya.
Mengabaikan imunisasi campak justru dapat meningkatkan risiko terjadinya wabah penyakit yang membahayakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan vaksinasi campak sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan.