Timnas Hoki Es Indonesia Targetkan Emas SEA Games Lewat Naturalisasi Pemain Rusia

Federasi Hoki Es Indonesia (FHEI) tengah berupaya mendongkrak prestasi tim nasional hoki es melalui program naturalisasi. Langkah ini diharapkan dapat menjadi stimulus positif bagi perkembangan olahraga hoki es di tanah air.

DPR RI telah menyetujui proses naturalisasi empat atlet hoki es asal Rusia: Evgenii Nurislamov (43 tahun), Artem Bezrukov (43 tahun), Savelii Molchanov (19 tahun), dan Adel Khabibullin (21 tahun). Rencana naturalisasi ini telah digodok sejak dua tahun lalu dan baru terealisasi saat ini.

FHEI melihat naturalisasi sebagai kebutuhan mendesak untuk meningkatkan daya saing timnas di kancah internasional. SEA Games 2025 menjadi target terdekat, disusul ajang-ajang besar lainnya seperti Asian Winter Games dan Olimpiade Musim Dingin.

"Tujuan kami adalah mempercepat peningkatan kemampuan timnas agar bisa bersaing di level Asia Tenggara hingga dunia," ujar Ketua Umum FHEI, Ronald Situmeang.

Dengan tambahan amunisi baru dari Rusia, FHEI berani memasang target tinggi di SEA Games 2025, yaitu meraih medali emas. Target ini juga dipatok untuk dua edisi SEA Games berikutnya, yaitu 2027 dan 2029.

Pemilihan atlet asal Rusia bukan tanpa alasan. Rusia dikenal sebagai salah satu negara dengan kekuatan hoki es terbaik di dunia. Mereka memiliki liga profesional bernama Kontinental Hockey League (KHL) yang berada di urutan kedua terkuat setelah Liga Hoki Nasional Amerika Utara. Dua pemain naturalisasi, Evgenii dan Artem, bahkan merupakan mantan pemain KHL.

"Rusia adalah salah satu dari tiga negara terkuat dalam olahraga hoki es bersama Amerika Serikat dan Kanada," jelas Ronald.

Berbeda dengan sepak bola, regulasi naturalisasi di hoki es memungkinkan atlet dinaturalisasi tanpa harus memiliki garis keturunan Indonesia. Syarat utamanya adalah atlet tersebut harus tinggal dan berkompetisi di liga nasional Indonesia selama minimal dua tahun. Tujuannya adalah untuk memajukan olahraga hoki es di negara yang melakukan naturalisasi.

"Regulasi federasi internasional menyatakan bahwa pemain yang sudah menetap dan berkompetisi di liga nasional selama dua tahun, meskipun tidak memiliki keturunan, bisa dinaturalisasi dan membela timnas," pungkas Ronald.

Scroll to Top