Terobosan NASA: Mengintip Bintik Bintang Lewat Transit Planet

Ilmuwan NASA memperkenalkan inovasi bernama StarryStarryProcess, sebuah metode revolusioner untuk mengkaji bintik bintang (starspots) dengan memanfaatkan fenomena transit planet. Teknik canggih ini berpotensi besar untuk memperkaya pemahaman kita tentang atmosfer planet-planet di luar tata surya.

StarryStarryProcess merupakan pengembangan dari metode transit yang sebelumnya digunakan oleh satelit TESS dan teleskop Kepler dalam menemukan ribuan eksoplanet. Metode baru ini menawarkan analisis yang lebih mendalam tentang aktivitas bintang, kemiringan rotasi bintang, dan bahkan orbit planet.

"Selama ini, model analisis exoplanet sering kali menyederhanakan bintang sebagai cakram bercahaya yang seragam. Padahal, bintang memiliki kerumitan yang luar biasa," ungkap Sabina Sagynbayeva, pemimpin riset dari Stony Brook University. "Dengan pendekatan baru ini, para astronom dapat mengidentifikasi jumlah, lokasi, dan tingkat kecerahan bintik bintang."

Menguraikan Informasi Planet dari Cahaya Bintang

Ketika sebuah planet melintas di depan bintang induknya, terjadi penurunan kecil pada kecerahan bintang, membentuk kurva cahaya. Pola ini lazim digunakan untuk memperkirakan ukuran planet, jarak planet ke bintang, dan suhu permukaan planet. Lebih jauh lagi, jika cahaya bintang melewati atmosfer planet, analisis spektrum cahaya tersebut dapat mengungkap komposisi atmosfer planet.

Namun, kurva cahaya seringkali memperlihatkan penurunan kecil yang tidak disebabkan oleh planet, melainkan oleh bintik bintang. Fenomena ini menyerupai bintik matahari (sunspot) yang fluktuasinya mengikuti siklus 11 tahunan.

StarryStarryProcess memungkinkan pemisahan sinyal dari planet dan bintang, sehingga data yang diperoleh tentang keduanya menjadi lebih akurat. "Memahami bintang dengan lebih baik, memungkinkan kita memahami planet yang mengorbitnya dengan lebih baik pula," jelas Brett Morris dari Space Telescope Science Institute. "Hal ini sangat penting, terutama saat mencari jejak uap air di atmosfer planet, agar tidak terjadi kekeliruan dengan menganggapnya berasal dari bintang."

Uji Coba pada TOI 3884 b: Hasil yang Menjanjikan

Sebagai validasi, tim peneliti menggunakan metode ini untuk meneliti planet TOI 3884 b, sebuah planet gas raksasa yang lima kali lebih besar dari Bumi dan 32 kali lebih berat. Planet ini ditemukan oleh TESS pada tahun 2022. Analisis menunjukkan bahwa bintang induk planet ini memiliki konsentrasi bintik bintang di kutub utara, yang menghadap langsung ke Bumi.

Saat ini, metode baru ini masih terbatas pada cahaya tampak, sehingga belum dapat diterapkan pada data dari teleskop James Webb. Namun, satelit Pandora, yang dijadwalkan meluncur akhir tahun ini, akan melakukan pengamatan dalam berbagai panjang gelombang, membuka peluang penerapan StarryStarryProcess yang lebih luas.

"Sejak diluncurkan pada tahun 2018, TESS telah menemukan ribuan planet. Pandora memang hanya akan meneliti sekitar 20 dunia, tetapi dengan detail yang jauh lebih kaya," kata Allison Youngblood, ilmuwan proyek TESS di NASA Goddard Space Flight Center. "Semakin dalam pemahaman kita tentang komponen-komponen dalam sebuah sistem planet, semakin baik pula kita memahami gambaran keseluruhannya, termasuk tata surya kita sendiri."

Scroll to Top