Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil tindakan tegas dengan menghentikan sementara perdagangan beberapa saham. Langkah ini menyasar PT Minahasa Membangun Hebat Tbk. (HBAT), PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk. (FLMC), PT Remala Abadi Tbk. (DATA), serta saham dan waran PT Humpuss Maritim Internasional Tbk. (HUMI, HUMI-W).
Penghentian perdagangan ini efektif mulai sesi perdagangan Kamis (28/8) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Untuk waran HUMI (HUMI-W), suspensi berlaku di seluruh pasar.
Perlu diketahui, HBAT dan DATA sebelumnya telah mengalami suspensi pada tanggal 25 Agustus dan 26 Agustus. Ini merupakan kali kedua saham tersebut dihentikan perdagangannya, membuka kemungkinan perpanjangan suspensi hingga satu minggu atau lebih.
Sebelum dibekukan, saham HBAT mengalami lonjakan harga signifikan, melonjak 106,85% dalam sebulan terakhir ke level Rp151. Secara tahunan, HBAT mencatatkan kenaikan drastis sebesar 439,29%, bergerak dari Rp28 menjadi Rp151 atau naik sekitar 123 poin.
FLMC juga mengalami kenaikan pesat dalam seminggu terakhir, naik 44,64% ke Rp162 sebelum akhirnya tersuspensi. Dalam sebulan, FLMC mencatatkan kenaikan harga 224%, dari Rp50 menjadi Rp162.
Sementara itu, DATA dalam seminggu terakhir melesat 54,58% ke Rp4.560. Secara tahunan, saham DATA terbang tinggi sebesar 870,21%, dari Rp470 menjadi Rp 4.560, atau naik lebih dari 4.000 poin.
Terakhir, saham HUMI, perusahaan milik putra Presiden Soeharto, Tommy Soeharto, juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 130% hanya dalam seminggu menjadi Rp184. Tren kenaikan HUMI sejak awal tahun 2025 (year-to-date) telah mencapai 268% dari harga awal Rp50 menjadi Rp184.