DAMASKUS – Situasi di perbatasan Israel-Suriah kembali memanas. Pasukan Israel dilaporkan melakukan serangkaian aksi militer di wilayah Suriah, memicu kecaman keras dari pemerintah Suriah.
Insiden terbaru terjadi di dekat Damaskus, di mana pasukan Israel diduga menyerbu dan mengobrak-abrik bekas barak militer di Kiswa, barat daya ibu kota Suriah. Serangan ini dilakukan setelah serangan pesawat tanpa awak Israel sehari sebelumnya yang menewaskan delapan tentara Suriah.
Menurut laporan, tentara Israel menggunakan helikopter untuk mendaratkan puluhan tentara dan membawa peralatan pencarian ke lokasi tersebut. Mereka dilaporkan menghabiskan waktu lebih dari dua jam di lokasi tersebut tanpa adanya perlawanan dari tentara Suriah.
Pemerintah Suriah mengecam keras tindakan Israel tersebut, menyebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan Piagam PBB. Kementerian Luar Negeri Suriah menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Suriah.
Selain serangan di Kiswa, Israel juga dituduh memperluas pendudukannya di Dataran Tinggi Golan Suriah, merebut zona penyangga demiliterisasi yang melanggar perjanjian pelepasan diri tahun 1974 dengan Suriah. Sebelumnya, Israel juga dilaporkan mengirim tentara untuk menguasai daerah di sekitar Gunung Hermon, dekat perbatasan dengan Lebanon.
Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad al-Shaibani, mengecam “serangan militer” tersebut sebagai bagian dari upaya Israel untuk menjalankan “rencana ekspansionis dan partisi”. Ketegangan di perbatasan Israel-Suriah terus meningkat, menimbulkan kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik yang lebih luas.