Kyiv, Ukraina, kembali menjadi sasaran serangan masif Rusia yang menghantam ibu kota dengan rudal dan drone. Serangan brutal ini mengakibatkan 10 orang tewas dan 38 lainnya terluka, serta kerusakan signifikan pada bangunan tempat tinggal dan infrastruktur di tujuh distrik kota.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengecam keras serangan ini, menyatakan bahwa tindakan Rusia tersebut adalah jawaban atas upaya diplomasi, termasuk inisiatif yang digagas oleh Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri konflik. Zelenskyy menekankan bahwa Rusia memilih kekerasan daripada perundingan damai dan mendesak penerapan sanksi baru yang lebih keras terhadap Rusia.
Otoritas Kyiv melaporkan bahwa tim penyelamat sedang bekerja keras mencari korban di tengah puing-puing bangunan yang hancur. Ledakan dahsyat menerangi langit malam saat sirene peringatan serangan udara meraung selama lebih dari sembilan jam. Asap tebal menyelimuti kota saat drone-drone Rusia beterbangan di atas Kyiv.
Menurut Angkatan Udara Ukraina, pertahanan udara berhasil menembak jatuh sebagian besar drone dan rudal yang diluncurkan Rusia. Namun, serangan tetap mengenai sejumlah lokasi, mengakibatkan kerusakan di 26 titik yang berbeda.
Kepala administrasi militer Kyiv, Tymur Tkachenko, menggambarkan taktik serangan Rusia sebagai "khas", yaitu serangan gabungan dari berbagai arah yang secara sistematis menargetkan bangunan tempat tinggal warga sipil.
Rusia, yang secara konsisten membantah menargetkan warga sipil, telah meningkatkan intensitas serangan udaranya dalam beberapa bulan terakhir, menargetkan kota-kota Ukraina yang jauh dari garis depan pertempuran.
Pejabat Ukraina melaporkan kerusakan luas pada bangunan, termasuk blok apartemen bertingkat tinggi, menunjukkan dampak dahsyat dari serangan tersebut terhadap warga sipil.