Kontroversi Wonderland: Mengapa Remake Live Action Alice in Wonderland (2010) Dianggap Mengecewakan?

Disney dikenal sebagai maestro dalam menghidupkan kembali kisah-kisah klasik melalui film live action. Namun, tidak semua adaptasi berjalan mulus. Salah satu yang menuai kritik tajam adalah Alice in Wonderland rilisan 2010.

Disutradarai oleh Tim Burton, film ini menampilkan jajaran bintang ternama seperti Mia Wasikowska sebagai Alice, Johnny Depp sebagai Mad Hatter, Helena Bonham Carter sebagai Red Queen, dan Anne Hathaway sebagai White Queen. Alih-alih mengulang cerita familiar, film ini menghadirkan Alice yang sudah beranjak dewasa, kembali ke Wonderland (yang kini disebut Underland) tanpa ingatan akan petualangan masa kecilnya.

Terjebak dari lamaran pernikahan yang tidak diinginkan, Alice mengikuti seekor kelinci putih dan terjatuh ke dunia Underland. Di sana, ia bertemu kembali dengan karakter-karakter unik seperti Tweedledee dan Tweedledum, Cheshire Cat, dan Mad Hatter. Lambat laun, Alice menyadari bahwa takdirnya adalah mengalahkan Jabberwocky, monster yang dikendalikan oleh Red Queen, demi mengembalikan kedamaian dan menempatkan White Queen di singgasana.

Meskipun sukses besar di box office dengan pendapatan lebih dari $1 miliar, Alice in Wonderland (2010) justru menerima ulasan beragam dari para kritikus. Visual surealis yang khas Tim Burton dan penampilan memukau Johnny Depp memang dipuji. Namun, banyak yang menganggap alur cerita film ini terlalu gelap dan kehilangan daya tarik imajinatif yang menjadi ciri khas kisah Alice.

Film ini dinilai lebih condong ke genre aksi-fantasi daripada dongeng yang penuh keajaiban. Perubahan arah ini membuat sebagian penonton merasa kecewa, karena esensi cerita asli seolah terabaikan. Oleh karena itu, Alice in Wonderland (2010) seringkali disebut sebagai salah satu remake live action Disney yang paling mengecewakan.

Scroll to Top