Amerika Serikat (AS) dan Israel unggul jauh dalam kekuatan militer dibandingkan Iran, terutama di udara, laut, teknologi, intelijen, dan ekonomi. Kekuatan konvensional Iran tidak sebanding, membuat kemenangan langsung hampir mustahil. Namun, perang tidak hanya soal kekuatan militer. Strategi asimetris, ketahanan, dukungan regional, dan politik internasional bisa mengubah jalannya pertempuran.
Peluang Iran Memenangkan Perang:
Perang Asimetris dan Gerilya Regional: Iran bisa memanfaatkan jaringan proksi seperti Hizbullah, milisi di Irak, Houthi, dan milisi di Suriah. Serangan rudal, drone, dan serangan mendadak terhadap instalasi militer bisa membuat perang terlalu mahal bagi AS dan Israel.
Membuka Banyak Front: Iran bisa mengaktifkan front di Lebanon, Gaza, Tepi Barat, Irak, dan Suriah. Menguasai Selat Hormuz dapat mengancam pasokan minyak dunia dan menyulitkan musuh untuk fokus.
Serangan Rudal dan Drone: Iran dapat menyerang pangkalan militer AS di Teluk, fasilitas nuklir Israel, serta melumpuhkan pelabuhan dan bandara vital dengan rudal presisi. Serangan drone ke kapal induk AS juga menjadi opsi.
Blokade Selat Hormuz: Dengan memblokade Selat Hormuz, Iran bisa memicu lonjakan harga minyak global, menekan negara-negara Barat untuk menghentikan perang.
Dukungan Politik Internasional: Iran bisa mencari dukungan dari dunia Islam dan negara-negara Non-Blok, menggambarkan diri sebagai korban agresi. Hubungan dengan Rusia, China, dan negara-negara Global South bisa dimanfaatkan untuk melemahkan sanksi.
Ketahanan Internal: Iran telah terbiasa menghadapi sanksi dan isolasi. Ekonomi perang sudah siap, dan mobilisasi rakyat bisa memperkuat ketahanan nasional.
Skenario Kemenangan Iran (Bertahap):
- Tahap 1: Serangan rudal besar-besaran, serangan proksi di berbagai front.
- Tahap 2: Blokade Selat Hormuz, krisis energi global.
- Tahap 3: Perang berkepanjangan, serangan gerilya, penghancuran infrastruktur.
- Tahap 4: Kerusuhan domestik di AS dan Israel, tekanan politik.
- Tahap 5: AS menarik pasukan, Israel mengalami kerusakan ekonomi dan reputasi, Iran meningkatkan posisinya.
Faktor Tambahan:
- Dukungan dari Rusia atau China.
- Ketidakstabilan internal di AS.
- Kelelahan perang di AS.
Kelemahan Skenario:
- Kekuatan udara AS yang sangat besar.
- Senjata nuklir Israel.
- Potensi kolaps ekonomi Iran.
- Kurangnya dukungan universal dari negara-negara Islam.
- Resiko perang dunia ketiga.
Kesimpulan:
Kemenangan Iran secara konvensional hampir mustahil. Namun, melalui strategi asimetris, diplomatik, dan ekonomi yang panjang, Iran bisa memaksa AS dan Israel mengalami kekalahan politik. Ini bukan kemenangan militer dalam arti merebut wilayah, melainkan kemenangan strategis dengan bertahan, menghancurkan kredibilitas musuh, dan meningkatkan posisi global. Jalan menuju kemenangan ini sangat berisiko dan berbahaya, membutuhkan ketahanan luar biasa dan perubahan besar dalam sistem global. Meskipun tidak mustahil, skenario ini sangat sulit.