Penyanyi muda berbakat, Tiara Andini, baru-baru ini membagikan pengalaman uniknya saat terbang dengan maskapai Garuda Indonesia. Kejadian ini bermula ketika Tiara melakukan check-in untuk penerbangannya, yang tujuan kotanya tidak disebutkan.
Saat itu, seorang petugas counter Garuda tiba-tiba menawarkan Tiara untuk bertukar tempat duduk di pesawat. Petugas tersebut menyampaikan permintaannya dengan sangat sopan, menekankan bahwa Tiara berhak menolak jika tidak berkenan, karena kursi tersebut akan ditempati oleh seorang Menteri.
Meskipun petugas tersebut beberapa kali mengulangi tawaran tersebut, Tiara tetap pada pendiriannya untuk tidak bertukar kursi. Diketahui, Tiara saat itu memegang tiket untuk kursi 8K, yaitu kursi dekat jendela di bagian kanan belakang kelas bisnis.
Menurut cerita Tiara, petugas tersebut merespon penolakannya dengan senyuman, seolah menyetujui keputusannya. Namun, drama tidak berhenti di situ.
Setibanya di gate, penerbangan Tiara mengalami penundaan tanpa alasan yang jelas. Setelah menunggu cukup lama, Tiara diminta untuk melakukan pengecekan ulang boarding pass dan kartu identitasnya.
Di sinilah kejutan terjadi. Petugas terlihat kebingungan saat melihat layar monitor, karena ternyata kursi Tiara sudah ditukar tanpa persetujuannya. Dengan tegas, Tiara menjelaskan bahwa ia sudah menolak tawaran tersebut di counter depan, dan tidak akan ada pertukaran kursi yang terjadi.
Akhirnya, Tiara berhasil mendapatkan kembali kursi 8K yang seharusnya menjadi miliknya. Tak lama setelah Tiara duduk, seorang Menteri muncul dan terlihat celingukan mencari tempat duduk.
Menteri tersebut terus melirik ke arah Tiara dan kursi 8K yang didudukinya. Akhirnya, sang Menteri meminta penumpang lain untuk bertukar kursi dengannya, sambil memuji penumpang tersebut sebagai "sobat" agar bisa duduk bersama istrinya (jika Tiara tidak salah dengar).
Setelah berhasil bertukar kursi, Tiara melihat beberapa orang berpamitan kepada Menteri tersebut, sambil membungkuk dan berbicara dengan sangat sopan.
Tiara mengakhiri ceritanya dengan menyebut kejadian ini sebagai "kekacauan yang indah" di tengah berita buruk yang melanda negeri. Ia menekankan bahwa masalah kursi ini sangat kecil dibandingkan dengan masalah-masalah lain, tetapi ia merasa "berkuasa" karena mampu mempertahankan haknya.
Hingga saat ini, pihak maskapai Garuda Indonesia belum memberikan tanggapan terkait kejadian ini.
