Bakteri Pemakan Daging Mematikan Merebak di AS, Louisiana Catat Lonjakan Kasus

Louisiana, Amerika Serikat, tengah menghadapi ancaman serius dari infeksi bakteri Vibrio vulnificus, yang lebih dikenal sebagai bakteri pemakan daging. Negara bagian ini telah mencatat 22 kasus yang memerlukan perawatan rumah sakit, dan sayangnya, empat orang dilaporkan meninggal dunia akibat infeksi ini sepanjang tahun ini.

Infeksi Vibrio vulnificus dapat terjadi ketika seseorang dengan luka terbuka terpapar air asin atau air payau. Selain itu, konsumsi makanan laut mentah atau kurang matang juga menjadi jalur penularan yang perlu diwaspadai.

Dua dari empat kematian yang dilaporkan di Louisiana disebabkan oleh konsumsi tiram mentah. Pihak berwenang setempat telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan guna menghindari infeksi.

Bakteri ini secara alami berkembang biak di perairan pantai yang hangat, terutama antara bulan Mei dan Oktober. Vibrio vulnificus dikenal memiliki tingkat kematian tertinggi di antara semua patogen yang berasal dari makanan, dan bertanggung jawab atas lebih dari 95% kematian terkait makanan laut di AS.

Meskipun jumlah kasus relatif jarang dibandingkan dengan jumlah orang yang terpapar, infeksi Vibrio vulnificus dapat menyebabkan kondisi serius dan mengancam jiwa. Diperkirakan 80.000 orang terinfeksi vibrio setiap tahunnya, sebagian besar karena mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Dari jumlah tersebut, sekitar 500 orang dirawat di rumah sakit, dan sekitar 100 orang meninggal dunia.

Julukan "bakteri pemakan daging" berasal dari kemampuannya untuk membunuh jaringan tubuh. Bakteri ini tidak dapat menembus kulit yang utuh, namun dapat masuk melalui luka terbuka. Jika bakteri masuk ke dalam tubuh, dapat menyebabkan fasitis nekrotikans, yang memicu kematian jaringan di sekitar lokasi infeksi. Dalam kasus yang parah, pasien mungkin memerlukan perawatan intensif atau bahkan amputasi anggota badan. Tingkat kematian di antara mereka yang terinfeksi dan membutuhkan rawat inap mencapai sekitar 20%, dan kematian dapat terjadi dalam waktu 24 jam setelah timbulnya gejala.

Scroll to Top