BYD Alami Penurunan Laba Kuartalan Pertama dalam Tiga Tahun Terakhir

Raksasa otomotif listrik asal Tiongkok, BYD, menghadapi tantangan berat. Setelah tiga setengah tahun mencatatkan pertumbuhan laba yang mengesankan, perusahaan ini mengalami penurunan laba kuartalan yang signifikan. Laba kuartal kedua BYD turun hampir 30% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Menurut laporan terkini, laba bersih BYD pada kuartal II 2025 tercatat sebesar 6,4 miliar yuan, setara dengan Rp 14,5 triliun. Penurunan ini terjadi meskipun pendapatan perusahaan masih mengalami pertumbuhan sekitar 14%.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan laba ini adalah strategi diskon besar-besaran yang diterapkan BYD untuk bersaing dengan Tesla dan pesaing lokal lainnya. Meskipun strategi ini berhasil meningkatkan penjualan, margin keuntungan perusahaan mengalami penyusutan. Margin keuntungan BYD turun dari 18,7% menjadi 16,3%.

Selain itu, kebijakan pemerintah Tiongkok yang menertibkan "perang harga" juga turut memengaruhi laba BYD. Aturan baru yang mewajibkan pembayaran kepada pemasok maksimal dalam 60 hari memperketat arus kas perusahaan. Akibatnya, diskon yang ditawarkan BYD berkurang menjadi rata-rata 6,7% pada awal Agustus.

Meskipun menghadapi tantangan di pasar domestik, BYD berupaya untuk menyeimbangkan kinerja keuangannya melalui ekspansi global. Penjualan di pasar internasional melonjak empat kali lipat dalam tujuh bulan pertama tahun ini. Bahkan, di Eropa, BYD berhasil melampaui penjualan Tesla.

Di Indonesia, kehadiran Atto 1 yang menjadi daya tarik utama di Gaikindo Indonesia International Auto Show 2025 berhasil mendongkrak penjualan BYD. Perusahaan juga berencana membangun pabrik di berbagai negara, termasuk Hungaria, Turki, Thailand, dan Indonesia, serta menyiapkan armada kapal ekspor untuk memperlancar distribusi.

BYD tetap optimis dengan target penjualan 5,5 juta unit sepanjang tahun 2025. Namun, hingga Juli, perusahaan baru mencatat penjualan sebanyak 2,49 juta unit atau 45% dari target. Dengan persaingan yang semakin ketat di pasar domestik, pasar global menjadi kunci utama bagi BYD untuk mencapai target tersebut.

Scroll to Top