Jakarta – Selama ini, dunia ilmu pengetahuan meyakini amputasi akan memicu perubahan drastis pada representasi tubuh di otak. Namun, penelitian terbaru mengungkap fakta yang berbeda: peta tubuh di otak ternyata sangat stabil, bahkan bertahun-tahun setelah kehilangan anggota tubuh.
Studi ini melibatkan tiga pasien dewasa yang akan menjalani amputasi lengan. Sebelum dan sesudah operasi, mereka menjalani serangkaian pemindaian otak menggunakan magnetic resonance imaging (MRI). Beberapa pemindaian dilakukan hingga lima tahun pasca-amputasi.
Selama pemindaian, pasien diminta menggerakkan berbagai bagian tubuh untuk memetakan aktivitas otak dan menyusun representasi tubuh. Setelah amputasi, mereka diminta mencoba menggerakkan jari pada anggota tubuh yang sudah diangkat, yang dikenal sebagai gerakan phantom.
Para peneliti menemukan bahwa peta tangan di otak ketiga pasien tetap hampir tidak berubah dan tidak diambil alih oleh bagian tubuh lain. Stabilitas saraf ini menjelaskan mengapa banyak pasien amputasi terus merasakan anggota tubuh yang hilang secara nyata. Sensasi phantom ini bisa terasa seperti terbakar, tertusuk, atau gatal.
Temuan ini sangat penting untuk pengembangan anggota tubuh prostetik dan brain-computer interface (BCI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak manusia memiliki model tubuh yang kuat, yang mempertahankan representasi tubuh meskipun input sensorik hilang. Bagi para amputan, ini berarti anggota tubuh yang hilang tetap "hidup" di otak.