Prediksi IHSG Pekan Depan: Tertekan Sentimen Negatif dan Ketidakpastian Politik

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren penurunan dalam dua hari perdagangan terakhir, mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap situasi politik dan keamanan dalam negeri. Padahal, sebelumnya IHSG sempat mencapai level tertinggi sepanjang masa.

Pakar pasar modal memperkirakan, secara teknikal, IHSG berpotensi menguji area support krusial di rentang 7.800-7.840 pada perdagangan pekan depan. Area ini diperkirakan menjadi benteng pertama yang menahan tekanan jual.

"Jika level ini kuat, IHSG berpeluang kembali konsolidasi. Namun, jika ditembus, koreksi lebih dalam bisa saja terjadi," ungkap seorang analis.

Penurunan ini kontras dengan rekor penutupan tertinggi yang dicapai IHSG pada Kamis (28/8) di level 7.952,088. Secara keseluruhan, performa IHSG selama sepekan tercatat turun tipis 0,36 persen ke level 7.830,493.

Menurut pengamat, aksi demonstrasi di Jakarta dan beberapa wilayah memicu sentimen negatif dan ketidakpastian di kalangan investor. Pasar modal sangat rentan terhadap stabilitas. Adanya potensi risiko keamanan membuat investor, baik asing maupun domestik, cenderung menahan diri atau bahkan menjual aset untuk mengamankan posisi mereka.

Kondisi ini diperburuk oleh respons pemerintah yang dinilai kurang tepat, seperti imbauan work from home (WFH) bagi anggota DPR. Kebijakan ini menimbulkan persepsi negatif di mata publik dan pasar. Persepsi, dalam hal ini, seringkali lebih berpengaruh daripada fakta sebenarnya.

Perkembangan ini juga menjadi perhatian media internasional, yang meningkatkan persepsi investor global tentang ketidakpastian politik di Indonesia. Hal ini memicu aksi jual di pasar keuangan dan menekan IHSG secara signifikan, seiring dengan fluktuasi nilai tukar rupiah.

Banyak pelaku pasar kini memilih strategi bertahan sambil menunggu kejelasan arah kebijakan pemerintah. Komunikasi yang jelas dan menenangkan dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk meredakan kekhawatiran pasar.

"Jika sentimen pasar terus terganggu oleh ketidakpastian, pelemahan IHSG sulit dihindari, meskipun fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat," pungkas seorang pengamat pasar.

Scroll to Top