Jakarta, 1 September 2025 – Pasar keuangan Indonesia memulai perdagangan di awal September dengan tantangan berat. Aksi demonstrasi yang berujung anarkis pekan lalu, ditambah ancaman demo lanjutan, membayangi sentimen investor. Situasi ini diperparah dengan rilis sejumlah data ekonomi penting hari ini.
Pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpuruk, ditutup pada level 7.830,49 atau melemah 1,53%. Rupiah pun ikut tertekan, merosot ke level Rp16.485 per dolar AS. Investor khawatir aksi demonstrasi yang semakin brutal akan memicu ketidakstabilan dan melarikan dana dari pasar modal.
Aksi demonstrasi yang berlangsung selama tiga hari terakhir di bulan Agustus menjadi sorotan. Demonstran melakukan pembakaran fasilitas umum, perusakan gedung, bahkan penjarahan rumah-rumah pejabat. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi aksi serupa pada periode 1-5 September 2025.
Presiden RI Prabowo Subianto telah merespon situasi ini dengan meminta DPR mencabut kenaikan tunjangan anggota dewan. Beliau juga memerintahkan TNI-Polri untuk menindak tegas pelaku anarkis yang merusak dan menjarah.
Di tengah kekhawatiran akan demo, pasar juga akan mencermati rilis sejumlah data ekonomi hari ini, termasuk:
- Indeks Manufaktur PMI Indonesia: Aktivitas manufaktur Indonesia masih dalam fase kontraksi pada Juli 2025. Data Agustus akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi sektor industri.
- Inflasi RI Agustus: Inflasi diperkirakan melandai seiring turunnya harga sejumlah komoditas.
- Neraca Dagang RI Juli: Surplus neraca dagang diperkirakan menyusut dibandingkan bulan sebelumnya.
Selain data domestik, pasar juga akan memperhatikan data dari luar negeri, seperti:
- PMI Caixin China: Aktivitas manufaktur China juga menunjukkan kontraksi pada Juli 2025.
- Data Ketenagakerjaan AS: Data ini akan menjadi pertimbangan The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga.
Bursa Efek Indonesia (BEI) juga akan menggelar konferensi pers terkait stabilitas pasar modal. Hal ini diharapkan dapat memberikan kepastian dan meredakan kekhawatiran investor.
Meskipun data ekonomi penting akan dirilis, sentimen negatif akibat aksi demonstrasi diperkirakan akan lebih mendominasi pergerakan pasar keuangan hari ini. Investor akan mencermati perkembangan situasi politik dan keamanan dalam beberapa hari ke depan.