Wabah campak tengah mengkhawatirkan di berbagai daerah di Indonesia. Puluhan kejadian luar biasa (KLB) dilaporkan terjadi, mengindikasikan penyebaran penyakit yang masif. Apa sebenarnya penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?
Pakar epidemiologi menekankan bahwa kunci utama pencegahan campak terletak pada kekebalan kelompok (herd immunity). Artinya, cakupan imunisasi yang memadai sangat krusial. Vaksinasi berperan penting dalam membentuk kekebalan tubuh. Jika cakupan imunisasi tinggi, maka populasi akan terlindungi dari serangan penyakit. Sebaliknya, jika cakupan imunisasi rendah, kekebalan kelompok tidak akan terbentuk sempurna, sehingga transmisi penyakit menjadi lebih mudah.
Mobilitas penduduk yang tinggi juga turut berperan dalam penyebaran campak. Orang yang terinfeksi dapat dengan mudah menularkan penyakit ke daerah lain, terutama jika cakupan imunisasi di daerah tersebut rendah. Kombinasi antara cakupan imunisasi rendah dan mobilitas penduduk yang tinggi menciptakan lingkungan yang ideal bagi penyebaran campak.
Anak-anak dan balita adalah kelompok yang paling rentan terhadap dampak serius campak. Dari perspektif kesehatan, kematian anak-anak memiliki dampak yang jauh lebih besar dibandingkan kematian orang dewasa. Kehilangan anak-anak berarti kehilangan potensi produktif yang besar di masa depan.
Untuk mengatasi wabah campak, beberapa langkah penting perlu diambil. Pertama, pelaksanaan ORI (Outbreak Response Immunization) atau imunisasi massal secara cepat dan terarah. Kedua, penyiapan fasilitas layanan kesehatan yang memadai untuk menangani kasus campak dan mencegah komplikasi serius hingga kematian.
Menanggulangi wabah campak adalah tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah. Pemerintah perlu meningkatkan cakupan vaksinasi, sementara masyarakat perlu menghilangkan keraguan terhadap vaksin. Strategi yang efektif dibutuhkan agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya imunisasi sebagai upaya perlindungan diri dan komunitas.