Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan respons terkait pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah pada perdagangan hari ini. Ia mengharapkan pemahaman dari para investor terhadap kondisi yang tengah berlangsung.
Dalam konferensi pers di Bursa Efek Indonesia (BEI), Airlangga menyoroti dua faktor utama yang memengaruhi pasar modal. Pertama, sentimen pasar yang dipengaruhi emosi dan persepsi investor. Kedua, fundamental ekonomi Indonesia yang dinilai tetap kuat. Pemerintah meyakini dampak dari dinamika sosial politik yang terjadi akan bersifat sementara.
"Terkait situasi saat ini, dengan fundamental ekonomi yang kokoh, pemerintah optimis bahwa dampak dinamika sosial politik terhadap ekonomi akan bersifat jangka pendek," ujarnya. Pemerintah terus mendorong optimisme untuk prospek jangka menengah dan panjang.
Pemerintah juga aktif berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk emiten, anggota bursa, dan investor, untuk memastikan kelancaran rencana investasi. Tujuannya adalah agar seluruh kegiatan ekonomi dapat berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
"Untuk pelaku pasar modal, saya tegaskan bahwa pemerintah memiliki kapasitas dan komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi. Kami berupaya menjaga agar volatilitas jangka pendek tidak mengganggu perencanaan perekonomian positif kita," tegas Airlangga.
Airlangga juga menyinggung aspirasi yang disampaikan melalui aksi massa dalam sepekan terakhir, yang dijamin dalam negara demokrasi. Namun, ia berharap agar penyampaian aspirasi dilakukan dengan cara yang baik.
"Tentu kita berharap bahwa suasana yang damai dan saling menghormati akan sangat membantu mempercepat pemulihan ekonomi. Kita semua perlu menjaga suasana kondusif dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul terhadap perekonomian nasional," jelasnya.
Pada awal perdagangan di BEI, IHSG mengalami penurunan sebesar 3,44% atau sekitar 269,15 poin, mencapai level 7.561 pada pukul 09.01 WIB. Volume transaksi tercatat sebesar 2,22 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,07 miliar.