Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dengan tegas membantah kabar bohong yang beredar di media sosial mengenai obat cacing yang dapat menyebabkan penyakit hepatitis. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap disinformasi yang meresahkan masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram menegaskan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa obat cacing memiliki kandungan yang dapat memicu hepatitis. Pemberian obat cacing, yang rutin dilaksanakan minimal setiap enam bulan sekali, adalah bagian dari program pemberian obat massal (PPOM) dengan dosis tunggal. Dosis yang diberikan pun disesuaikan dengan usia anak, yaitu setengah tablet untuk usia 1-2 tahun dan satu tablet untuk usia di atas dua tahun.
Ditegaskan bahwa selama ini, program pemberian obat cacing tidak menunjukkan efek negatif terhadap kesehatan anak-anak. Program ini dilaksanakan secara rutin melalui puskesmas, posyandu, dan sekolah-sekolah di Kota Mataram, biasanya dirangkaikan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) setiap bulan Agustus. Tujuan utama dari pemberian obat cacing ini adalah untuk menurunkan angka infeksi cacing pada anak-anak, meningkatkan kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Meskipun demikian, diakui bahwa gangguan fungsi hati dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi obat cacing dengan dosis dua kali lipat dari yang direkomendasikan selama dua minggu berturut-turut. Pemberian dosis tinggi semacam itu hanya dilakukan dalam kondisi medis yang sangat jarang terjadi, yaitu ketika infeksi cacing telah menyebar hingga ke otak.
Dinas Kesehatan Kota Mataram mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan bijak dalam menyaring informasi yang beredar di media sosial. Penting untuk selalu memverifikasi kebenaran informasi sebelum mempercayai dan menyebarkannya, terutama jika informasi tersebut berasal dari sumber yang tidak jelas atau tidak dapat dipertanggungjawabkan.