Jakarta – Isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berpotensi menciptakan gejolak di pasar keuangan Indonesia. Para ekonom memperingatkan bahwa jika hal ini benar terjadi, nilai tukar rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan pasar obligasi berisiko mengalami penurunan tajam.
Menurut Roby Rushandie, seorang ekonom, Sri Mulyani memiliki citra positif di mata investor global. Hubungannya yang erat dengan pasar modal mempermudah realisasi kebijakan penerbitan surat utang Indonesia selama ini.
"Jika isu ini benar, saya memprediksi pasar keuangan akan mengalami penurunan signifikan, terutama pasar saham, rupiah, dan pasar obligasi," ujar Roby dalam sebuah diskusi.
Roby menekankan bahwa jika pengunduran diri ini terkonfirmasi, sosok penggantinya akan sangat menentukan arah perekonomian Indonesia di masa depan.
Esther Sri Astuti, seorang ekonom lainnya, menegaskan bahwa pengumuman politik dapat memengaruhi pergerakan pasar.
"Kemungkinan jika Ibu Sri Mulyani mengundurkan diri, rupiah akan mengalami depresiasi terhadap dolar AS dan IHSG akan turun. Hal ini terbukti berdasarkan studi empiris," kata Esther.
Isu ini semakin santer terdengar setelah muncul kabar bahwa Sri Mulyani mendatangi kediaman Presiden di Hambalang untuk menyerahkan surat pengunduran diri.
Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku belum menerima informasi tersebut. "Belum saya dengar ya, terima kasih," kata Airlangga.
Airlangga menambahkan bahwa pemerintah masih perlu mengevaluasi situasi sebelum mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Selain isu pengunduran diri, Sri Mulyani juga tengah menghadapi tekanan publik terkait pernyataannya mengenai kesejahteraan guru dan dosen yang menjadi kontroversi setelah video pendeknya viral. Kementerian Keuangan mengklaim bahwa rekaman tersebut adalah hasil manipulasi.
Nama Sri Mulyani juga disebut-sebut dalam polemik tunjangan rumah DPR RI yang memicu demonstrasi besar di Jakarta.