Tim peneliti gabungan dari Indonesia dan berbagai negara seperti Amerika Serikat, Australia, Prancis, dan Malaysia berhasil mengidentifikasi spesies tikus hutan baru di Sulawesi. Tikus ini diberi nama Crunomys tompotika, sesuai dengan lokasi penemuannya di Gunung Tompotika, Sulawesi Tengah. Penemuan ini semakin memperkaya khazanah fauna endemik Indonesia, khususnya di pulau Sulawesi yang dikenal kaya akan keanekaragaman hayatinya.
Mengapa Dinamakan Crunomys Tompotika?
Nama Crunomys tompotika secara khusus dipilih untuk menghormati Gunung Tompotika, tempat pertama kali spesies ini ditemukan. Penemuan ini merupakan bagian dari proyek penelitian besar yang bertujuan untuk memahami sistematika dan biogeografi mamalia di Asia Tenggara, sekaligus mengungkap keunikan hayati dan memperbarui data ilmiah tentang fauna endemik di wilayah tersebut.
Ciri-ciri Unik Crunomys Tompotika
Crunomys tompotika memiliki ciri-ciri fisik yang khas. Ukurannya sedang dengan ekor yang relatif lebih pendek dari badannya. Bulunya rapat, ciri khas genus Crunomys. Habitatnya berada di hutan pegunungan lebat yang masih alami.
Secara morfologi, tikus ini memiliki kaki belakang yang panjang dan sempit, kepala dan tengkorak yang melebar, rongga otak besar, dan langit-langit mulut yang relatif pendek. Gigi serinya berbentuk opisthodont/ortodont dengan enamel berwarna oranye kekuningan tanpa lekukan. Gigi gerahamnya sederhana dengan pola berbentuk huruf "V" dan akar gigi yang khas untuk genus Crunomys.
Dampak Penemuan Crunomys Tompotika
Penemuan Crunomys tompotika berdampak signifikan pada revisi taksonomi mamalia kecil. Hasil analisis genomik menunjukkan bahwa seluruh anggota Maxomys (tikus berduri) kini diklasifikasikan ke dalam genus Crunomys. Temuan ini memperkaya pemahaman tentang keanekaragaman dan hubungan kekerabatan mamalia kecil di Asia Tenggara.
Analisis DNA menunjukkan bahwa Maxomys tidak membentuk kelompok monofiletik terpisah dari Crunomys. Oleh karena itu, revisi taksonomi ini dianggap lebih akurat dalam mencerminkan hubungan evolusi yang sebenarnya.
Sulawesi: Surga Spesies Baru
Sejak 2012, lebih dari 20 spesies mamalia baru telah ditemukan di Sulawesi. Hal ini membuktikan bahwa wilayah Wallacea, tempat Sulawesi berada, masih menyimpan banyak misteri alam yang belum terungkap. Penemuan Crunomys tompotika membuka wawasan baru tentang sejarah evolusi hewan kecil di Wallacea.
Pentingnya Kolaborasi dan Teknologi Genomik
Penelitian Crunomys tompotika menyoroti pentingnya kolaborasi internasional dan penggunaan teknologi genomik canggih. Teknologi ini menghasilkan data evolusi yang lebih tajam dan komprehensif.
Penemuan ini membuka peluang untuk penelitian lanjutan mengenai ekologi dan peran Crunomys tompotika dalam ekosistem hutan Sulawesi. Data ini diharapkan menjadi landasan kuat untuk kebijakan konservasi dan riset keanekaragaman hayati di Indonesia.
Publikasi Ilmiah
Penelitian mengenai Crunomys tompotika telah dipublikasikan di jurnal internasional Journal of Mammalogy edisi 13 Juni 2025. Studi ini berjudul “Systematics and Historical Biogeography of Crunomys and Maxomys (Muridae: Murinae), with the Description of a New Species from Sulawesi and New Genus Level Classification.” Publikasi ini menegaskan pentingnya penemuan ini sebagai bagian dari revisi besar dalam sistematika dan klasifikasi mamalia kecil, khususnya pada genus Crunomys dan Maxomys.