Manokwari – Kabar baik bagi anak-anak di Papua Barat! Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperluas program imunisasi dasar dengan memperkenalkan vaksin heksavalen, sebuah langkah penting untuk melindungi generasi penerus dari berbagai penyakit berbahaya.
Percepatan imunisasi menjadi prioritas utama, terutama setelah munculnya laporan kejadian luar biasa (KLB) polio. Vaksin heksavalen diharapkan mampu meningkatkan cakupan imunisasi secara signifikan, baik imunisasi tetes maupun suntik.
Sosialisasi mengenai vaksin ini telah diadakan di Manokwari pada 1-2 September 2025, dengan tujuan menyamakan pemahaman para tenaga kesehatan agar pelaksanaan vaksinasi heksavalen berjalan optimal.
Vaksin heksavalen merupakan kombinasi enam antigen dalam satu suntikan, meliputi difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, Hib, dan polio. Hal ini menjadikan jadwal vaksinasi lebih sederhana dan efisien.
Pelaksanaan vaksinasi heksavalen akan dimulai pada Oktober 2025. Selain lebih efektif, diharapkan cakupan imunisasi akan meningkat tajam.
Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, Alwan Rimosan, menyatakan bahwa vaksin heksavalen adalah strategi krusial dalam meningkatkan kualitas pelayanan imunisasi dasar untuk anak-anak. Pertemuan sosialisasi bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan kesiapan semua pihak terkait, mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten di seluruh Papua Barat. Forum ini membahas teknis pelaksanaan, strategi integrasi vaksin ke program rutin, serta berbagai tantangan yang mungkin dihadapi petugas di lapangan.
Keterlibatan Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) dan UNICEF juga menjadi bagian penting dalam kegiatan vaksinasi ini. Sinergi dan kolaborasi antara pemerintah daerah, Komda KIPI, dan UNICEF diharapkan dapat menjamin mutu, keamanan, serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap imunisasi. Kolaborasi ini merupakan contoh nyata sinergi antara pemerintah, mitra internasional, dan organisasi profesi demi pelayanan kesehatan yang lebih baik.