Agnez Mo Sentil Pedas Anggota DPR: Berawal dari Empati yang Hilang!

Gelombang kegaduhan yang melanda Indonesia belakangan ini rupanya bermula dari ucapan-ucapan kontroversial dan kurangnya empati para pejabat publik. Mulai dari polemik tunjangan rumah mewah, respons sinis terhadap kritik, pilihan kata yang menyakiti hati rakyat, hingga aksi joget anggota dewan di tengah situasi sulit, semua itu memicu kemarahan masyarakat.

Kondisi ini tak luput dari perhatian Agnez Mo. Melalui unggahan di Instagram Story-nya, penyanyi internasional ini menyoroti akar permasalahan yang menyebabkan keributan ini.

"Semuanya berawal dari kecerdasan emosional (EQ) yang rendah, cara berbicara di depan umum yang memecah belah dan merendahkan, serta nihilnya empati," tulis Agnez Mo.

Ia melanjutkan, "Hal minimal yang saya harapkan dari seorang anggota DPR adalah kemampuan berbicara di depan publik yang baik, yang tidak menimbulkan perpecahan, melainkan benar-benar mencari solusi bagi semua pihak, bukan hanya untuk kepentingan pribadi."

Agnez Mo menyayangkan fakta bahwa kemampuan public speaking yang seharusnya menjadi dasar bagi seorang wakil rakyat, justru diabaikan. Ia bahkan menyinggung pengalamannya sendiri, di mana seorang anggota DPR meremehkan pendapatnya karena dianggap kurang berpendidikan.

"Logika seperti itu sudah cukup menunjukkan semua yang perlu kita tahu," tegasnya.

Penyanyi yang sukses berkarier di Amerika Serikat itu menekankan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal kecerdasan intelektual (IQ), melainkan juga membutuhkan kecerdasan emosional, integritas, empati, visi, dan yang terpenting adalah menyebarkan kasih dan perdamaian.

"Kepemimpinan sejati menuntut keberanian untuk melayani seluruh rakyat, bukan hanya mereka yang setuju dengan pemikiranmu, dan juga bukan untuk sekadar memberi makan egomu sendiri," imbuhnya.

Menurut Agnez Mo, kepemimpinan dimulai dari kemampuan dan kemauan untuk mendengarkan, menghormati orang lain, serta menanggapi suara rakyat dengan bijaksana.

Di akhir pesannya, Agnez Mo mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak mudah terprovokasi dan termanipulasi. Ia yakin bahwa Indonesia saat ini lebih bijak dan kuat dibandingkan masa lalu.

"Warga jaga warga karena pada akhirnya kita adalah satu bangsa, disatukan oleh satu kebenaran: Bhineka Tunggal Ika," pungkasnya.

Scroll to Top