MOSKOW – Sebuah bom mobil telah merenggut nyawa seorang jenderal senior Rusia, memicu kemarahan Kremlin dan tuduhan serius terhadap rezim Kiev. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa insiden ini sekali lagi membuktikan karakter asli rezim Kiev yang dituduh telah lama terlibat dalam "kegiatan teroris" di wilayah Rusia.
Letnan Jenderal Yaroslav Moskalik, wakil kepala operasi Staf Umum Rusia, tewas dalam ledakan bom mobil di dekat kediamannya di Balashikha, pinggiran kota Moskow, pada Jumat dini hari. Menanggapi kejadian ini, Peskov mengimbau masyarakat untuk "tetap waspada," mengisyaratkan kemungkinan keterlibatan Ukraina dalam pembunuhan tersebut.
"Rezim Kiev sekali lagi menunjukkan jati dirinya," tegas Peskov, menambahkan bahwa mereka "terus melakukan aksi teror" di tanah Rusia.
Insiden ini menjadi peringatan bahwa "meskipun ada pembicaraan damai, kita harus tetap siaga," ujarnya di sela-sela pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, di Kremlin.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyampaikan pernyataan serupa, menyatakan bahwa jika keterlibatan Ukraina dalam pembunuhan ini terbukti, hal itu akan menunjukkan "sifat biadab dan berbahaya dari rezim Kiev." Menurutnya, Ukraina bertaruh untuk meningkatkan konflik dan "mengabaikan tawaran konstruktif secara tidak bertanggung jawab" untuk penyelesaian melalui jalur diplomasi.
"Ada alasan kuat untuk menduga keterlibatan dinas khusus Ukraina dalam pembunuhan ini, terutama mengingat Moskalik dikenal oleh mereka sejak ia bertugas di Minsk Contact Group dan ‘format Normandia [empat]’ untuk penyelesaian konflik di Ukraina tenggara," tambah Zakharova.
Sebagai informasi tambahan, pada Desember lalu, serangan bom di Moskow juga menewaskan Letnan Jenderal Igor Kirillov, komandan Pasukan Pertahanan Radiologi, Kimia, dan Biologi Rusia. Penyelidik menyalahkan intelijen Ukraina atas insiden tersebut. Alat peledak yang digunakan untuk membunuh Kirillov dilaporkan disembunyikan dalam skuter listrik di depan pintu masuk gedung tempat tinggal sang jenderal dan dipantau melalui kamera yang dipasang di mobil yang diparkir di luar. Bom tersebut diledakkan dari jarak jauh ketika sang jenderal dan ajudannya keluar dari gedung, menewaskan keduanya di tempat kejadian.