Pada tanggal 23 Agustus 1966, umat manusia untuk pertama kalinya menyaksikan wajah planet kita dari dunia lain: Bulan. Sebuah gambar hitam putih, meski sedikit kabur, menangkap Bumi sebagai sabit tipis yang muncul di cakrawala bulan. Momen ini seolah merekam Bumi yang sedang terbit seiring pergerakan wahana antariksa mengitari orbit Bulan.
Foto bersejarah ini lahir di luar rencana. NASA secara tak sengaja mengabadikan momen ini melalui Lunar Orbiter 1, wahana yang kemudian mengirimkan citra tersebut ke stasiun penerima di Spanyol.
Lunar Orbiter 1, wahana pertama Amerika Serikat yang berhasil mengorbit Bulan, diluncurkan dari Florida pada 10 Agustus 1966. Empat hari kemudian, wahana ini memasuki orbit Bulan.
Meskipun tujuan utamanya adalah pemetaan area potensial untuk pendaratan program Surveyor dan Apollo, hasil jepretan dari orbit Bulan jauh melampaui kemampuan teleskop terkuat di Bumi saat itu.
Kamera Lunar Orbiter 1, hasil karya Eastman Kodak, dilengkapi sistem otomatis. Film yang terekspos langsung diproses, dipindai, dan ditransmisikan ke Bumi. Sistem ini awalnya dirancang untuk satelit mata-mata di era Perang Dingin, sebelum akhirnya diadopsi NASA untuk misi luar angkasa.
Selama 76 hari mengorbit, Lunar Orbiter 1 berhasil memotret sembilan lokasi potensial pendaratan Apollo dan tujuh lokasi cadangan. Pada 23 Agustus 1966, saat wahana memasuki orbit ke-16, kameranya menangkap Bumi dalam bentuk sabit tipis sebelum menghilang di balik sisi jauh Bulan.
Misi ini berakhir ketika wahana sengaja ditabrakkan ke permukaan Bulan pada 29 Oktober 1966.
Lebih dari dua tahun kemudian, di malam Natal 1968, pilot Apollo 8, Bill Anders, mengabadikan foto ikonik "Earthrise." Foto berwarna dengan resolusi tinggi ini langsung menarik perhatian dunia dan menjadi tonggak budaya besar bagi umat manusia.
Namun, jauh sebelum momen "Earthrise," foto Lunar Orbiter 1 yang menampilkan Bumi sabit terbit di balik cakrawala Bulan telah lebih dulu diabadikan. Meskipun sederhana dan hitam-putih, foto itu adalah jejak teknis pertama yang memungkinkan umat manusia melihat Bumi dari perspektif luar angkasa yang begitu jauh.