Saham ANTM Terbang Tinggi: Emas dan Nikel Jadi Motor Penggerak!

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan lonjakan signifikan pada perdagangan hari ini, Selasa (2 September 2025). Kinerja keuangan yang solid pada semester pertama tahun ini menjadi pendorong utama, berkat kontribusi besar dari sektor emas dan nikel.

Pantauan menunjukkan saham ANTM melesat 6,88% ke level Rp3.420 per lembar pada sesi I. Jika tren positif ini berlanjut hingga penutupan, ini akan menjadi hari ketujuh saham ANTM bergerak di zona hijau.

Kinerja keuangan ANTM yang mengesankan menjadi salah satu faktor kunci yang mendukung kenaikan harga saham. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak 202% secara tahunan (yoy) menjadi Rp4,69 triliun pada semester I/2025, dibandingkan dengan Rp1,55 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Laporan keuangan menunjukkan bahwa pertumbuhan laba ini didorong oleh peningkatan penjualan yang mencapai 154% menjadi Rp59,01 triliun pada paruh pertama tahun ini, dari Rp23,18 triliun pada Juni 2024.

Nikel dan Emas: Dua Pilar Utama ANTM

Kontributor terbesar terhadap pendapatan ANTM berasal dari sektor emas, yang tumbuh 163,08% yoy menjadi Rp49,54 triliun.

ANTM mencatatkan penjualan emas sebanyak 29.305 kg (942.178 troy oz.), dengan produksi emas pada paruh pertama tahun ini sebesar 438 kg (14.082 troy oz.). Angka penjualan ini menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

Meskipun nilai penjualan emas lebih tinggi, sektor nikel menjadi segmen bisnis yang paling menguntungkan bagi Antam.

Dari sisi persentase, bisnis bijih nikel mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu 243,47% yoy menjadi Rp6,71 triliun. Laba bersih usaha dari nikel juga mencapai Rp3,53 triliun, sementara logam mulia Rp3,22 triliun. Margin laba dari bisnis nikel mencapai 44,85%, sedangkan emas 6,49%.

Penjualan bijih nikel triwulanan juga mencatatkan angka tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. ANTM mencatatkan penjualan bijih nikel pada semester I/2025 sebesar 8,20 juta wet metric ton (wmt), dengan produksi bijih nikel sebesar 9,10 juta wmt.

ANTM berhasil menjaga stabilitas produksi feronikel di level optimal sebesar 9.067 ton nikel dalam feronikel (TNi) dengan penjualan mencapai 5.763 TNi.

Dimulainya proyek groundbreaking di kuartal II/2025 antara ANTM, IBC, dan CBL menjadi langkah awal dalam membangun ekosistem industri kendaraan listrik (EV) terintegrasi di Indonesia.

Di sektor bauksit, ANTM menunjukkan penguatan kinerja pada semester I/2025, dengan produksi bauksit sebesar 1,38 juta wmt dan penjualan sebesar 1,03 juta wmt.

Produksi Chemical Grade Alumina mencapai 89.385 ton alumina, dengan penjualan sebesar 91.109 ton alumina.

ANTM Diburu Investor Asing

Selain kinerja keuangan yang cemerlang, saham ANTM juga didukung oleh aktivitas investor asing.

Sejak awal September, ANTM terus menjadi saham yang paling banyak ditransaksikan, dengan nilai transaksi mencapai Rp364,2 miliar, melibatkan 1,1 juta lot saham yang berputar 12.700 kali di harga rata-rata Rp3.221 per lembar.

Dari nilai tersebut, Rp261,2 miliar merupakan dana asing di pasar reguler dengan harga rata-rata Rp3.187 per lembar.

Berdasarkan broker summary kemarin Senin (1 September 2025), saham ANTM diakumulasi oleh empat broker atau sekuritas dengan nilai lebih dari Rp20 miliar dalam sehari.

Diantaranya Mandiri Sekuritas (CC) mengakumulasi sebanyak Rp154 miliar, diikuti JP Morgan Sekuritas Indonesia (BK) Rp99,7 miliar, Maybank Sekuritas Indonesia (ZP) senilai Rp38,1 miliar, serta Verdhana Sekuritas Indonesia Rp21,6 miliar.

Scroll to Top