Stockbitor! Harga emas mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa di level US$3.508,73 per troy ounce pada perdagangan intraday hari ini, Selasa (2/9). Meskipun sempat melemah, harga emas masih menunjukkan kenaikan signifikan sebesar +2,56% dalam seminggu terakhir dan +32,7% sejak awal tahun (YTD).
Rally harga emas ini didorong oleh beberapa faktor utama:
- Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed: Pasar semakin yakin bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga.
- Tren De-dolarisasi: Upaya mengurangi ketergantungan pada dolar AS terus berlanjut.
- Ketidakpastian Geopolitik dan Makroekonomi: Kondisi global yang tidak menentu meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Menurut CME FedWatch Tool, probabilitas pemangkasan suku bunga AS pada pertemuan September 2025 mencapai 91,8%. Kekhawatiran terhadap independensi The Fed juga berkontribusi pada melemahnya indeks dolar AS (DXY) sebesar -9,3% YTD ke level 98,37.
Penguatan Harga Emas Dorong Saham Emiten Emas
Kenaikan harga emas berdampak positif pada saham-saham emiten emas. Beberapa saham yang mengalami kenaikan signifikan antara lain:
- ANTM (+8,44%)
- BRMS (+10,29%)
- MDKA (+3,21%)
- PSAB (+0,84%)
- ARCI (+11,18%)
- HRTA (+4,29%)
Dari sisi valuasi, ARCI dinilai relatif paling murah berdasarkan EV/Reserves, sementara PSAB merupakan yang termurah berdasarkan EV/Resources di antara emiten pure gold miners.
Berita Korporasi Lainnya:
- KLBF: Kalbe Farma berencana melakukan buyback saham hingga Rp250 miliar pada periode 4 September – 3 Desember 2025.
- BBCA: Komisaris Utama Bank Central Asia, Jahja Setiaatmadja, membeli 62.500 saham BBCA dengan harga rata-rata Rp7.975 per lembar.
- BNGA: Laba bersih Bank CIMB Niaga turun -22% YoY pada Juli 2025.
- CITA: Cita Mineral Investindo menyuntikkan modal ke PT Kalimantan Aluminium Industry untuk pengembangan proyek smelter aluminium.
- NISP: Laba bersih Bank OCBC NISP turun -49% YoY pada Juli 2025.
Berita Lain yang Perlu Diketahui:
- DSSA: Dian Swastatika Sentosa menargetkan joint venture di bisnis geotermal pada 4Q25.
- PTPP: PT PP akan melakukan diversifikasi bisnis ke segmen jasa pertambangan melalui PP Presisi.
- PYFA: Pyridam Farma bekerja sama dengan Genewel Co. Ltd. untuk mendistribusikan produk perawatan luka di Indonesia dan Asia Tenggara.
- DOID: BUMA Internasional Grup akan menerbitkan obligasi hingga Rp1,4 triliun.
- Manufaktur China: PMI manufaktur China naik menjadi 50,5 pada Agustus 2025, melampaui ekspektasi.