IHSG Bangkit di Tengah Tantangan Politik, Sektor Pertambangan Jadi Motor Penggerak

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan sinyal positif dengan ditutup menguat 0,85% atau naik 65 poin ke level 7.801,58 pada penutupan perdagangan hari Selasa, 2 September 2025. Kenaikan ini menjadi angin segar setelah mengalami koreksi selama dua hari berturut-turut.

Aktivitas perdagangan hari ini cukup ramai dengan nilai transaksi mencapai Rp 16,38 triliun, melibatkan 36 miliar saham dalam 2 juta kali transaksi. Mayoritas saham, sebanyak 576, mengalami kenaikan harga, sementara 126 saham melemah dan 101 saham stagnan.

Hampir seluruh sektor perdagangan mencatatkan kinerja positif, dipimpin oleh sektor properti, barang baku, dan industri. Hanya sektor utilitas dan teknologi yang mengalami penurunan.

Sektor pertambangan menjadi pendorong utama kinerja IHSG hari ini. Saham-saham perusahaan pertambangan mencatatkan kenaikan signifikan dan memberikan kontribusi besar terhadap penguatan indeks.

Emiten holding bisnis Prajogo Pangestu, Barito Pacific (BRPT), menjadi penopang utama dengan kenaikan 7,04% ke harga Rp 2.280 per saham, menyumbang 9,32 poin bagi kenaikan indeks.

Enam emiten pertambangan lainnya melengkapi daftar tujuh saham dengan kontribusi terbesar terhadap kinerja IHSG:

  1. Aneka Tambang (ANTM), emiten tambang emas, nikel, dan bauksit BUMN, naik 8,44% ke Rp 3.470 per saham, menyumbang 5,51 poin.
  2. Bumi Resources Minerals (BRMS), emiten tambang emas hasil kerjasama Grup Bakrie dan Grup Salim, naik 10,29% ke Rp 525 per saham, berkontribusi 5,49 poin.
  3. Amman Mineral Internasional (AMMN), emiten tambang tembaga-emas Grup Salim, naik 1,91% ke Rp 8.000 per saham, berkontribusi 4,7 poin.
  4. United Tractors (UNTR), emiten alat berat dan tambang emas-batu bara Grup Astra, naik 5,82% ke Rp 25.900 per saham, menyumbang 4,55 poin.
  5. Dian Swastatika Sentosa (DSSA), emiten tambang batu bara Grup Sinarmas, naik 1,12% ke Rp 99.600 per saham, berkontribusi 4,22 poin.
  6. Bayan Resources (BYAN), emiten tambang batu bara milik Low Tuck Kwong, naik 0,98% ke Rp 18.100 per saham dan menyumbang 3,03 poin.

Kinerja bursa saham Asia-Pasifik bervariasi, seiring investor mencermati pertemuan para pemimpin Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Tianjin. Ketidakpastian tarif AS diperkirakan masih membebani sentimen pasar.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,29%, sementara indeks Kospi naik 0,94%. Indeks Singapura, India, dan Malaysia juga tercatat menguat. Sementara indeks Shanghai, Hong Kong, dan Australia tercatat melemah.

Dampak aksi demonstrasi yang terjadi sejak pekan lalu mulai mereda, seiring dengan janji Presiden untuk memperbaiki kondisi politik domestik usai bertemu dengan pemimpin partai politik.

Scroll to Top