Trump Peringatkan Amerika Bisa Jadi Negara Dunia Ketiga Jika Tarif Dihapus

Mantan Presiden AS, Donald Trump, melontarkan peringatan keras bahwa Amerika Serikat berpotensi terjerumus menjadi "negara dunia ketiga" jika kebijakan tarifnya dibatalkan. Pernyataan ini muncul setelah pengadilan banding federal menyatakan sebagian besar tarif yang diberlakukan Trump melanggar hukum.

Trump memberlakukan tarif pada bulan April, dengan alasan ketidakseimbangan perdagangan yang tidak adil dari mitra dagang AS. Tarif yang bervariasi dari 10% hingga 41% diberlakukan mulai 7 Agustus. Kebijakan ini menuai kritik keras dari anggota parlemen AS yang khawatir akan dampak negatifnya terhadap ekonomi negara.

Pengadilan Banding AS untuk Sirkuit Federal memutuskan bahwa Trump telah menyalahgunakan wewenangnya dengan memberlakukan tarif berdasarkan undang-undang kewenangan darurat. Pengadilan berpendapat bahwa hanya Kongres yang memiliki wewenang untuk mengesahkan tindakan semacam itu. Meski tidak langsung membatalkan tarif, pengadilan memberi waktu kepada pemerintah hingga pertengahan Oktober untuk mengajukan banding ke Mahkamah Agung.

Trump mengecam putusan tersebut dan memperingatkan konsekuensi yang mengerikan jika putusan itu tetap berlaku. Ia mengklaim bahwa tarif telah mendorong investasi signifikan ke AS, mencapai lebih dari 15 triliun dolar.

"Jika Pengadilan Kiri Radikal diizinkan untuk mengakhiri Tarif ini, hampir semua investasi ini, dan lebih banyak lagi, akan segera dibatalkan! Dalam banyak hal, kita akan menjadi Negara Dunia Ketiga, tanpa harapan untuk KEHEBATAN lagi," tulis Trump di media sosialnya.

Putusan pengadilan mencakup tarif "timbal balik" yang luas terhadap banyak mitra dagang AS, serta tarif terhadap barang-barang dari Kanada, China, dan Meksiko yang terkait dengan klaim perdagangan narkoba. Putusan tersebut tidak mempengaruhi tarif yang ditargetkan, seperti tarif baja, aluminium, dan otomotif asing.

Trump berpendapat bahwa tarif bermanfaat bagi perekonomian, menggunakannya sebagai alat untuk mengamankan persyaratan perdagangan yang lebih baik, menghidupkan kembali manufaktur, dan mengurangi defisit. Namun, para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan tersebut berisiko mendorong AS ke dalam resesi.

Meskipun Rusia belum dikenakan tarif karena sanksi yang berlaku, Trump telah mengancam untuk mengenakan tarif yang lebih tinggi kepada mitra dagangnya jika konflik Ukraina tidak terselesaikan. Bulan lalu, ia menggandakan tarif untuk India menjadi 50%, menuduhnya membantu Moskow dengan membeli minyak Rusia, dan mengisyaratkan langkah-langkah baru terhadap China.

Scroll to Top