Penyanyi internasional Agnez Mo baru-baru ini menyampaikan pandangannya mengenai situasi sosial-politik di Indonesia. Melalui pesan yang dibagikannya, Agnez Mo menyoroti kualitas komunikasi publik serta empati para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Pelantun "Coke Bottle" ini menganggap rendahnya kecerdasan emosional (EQ) para pejabat menjadi akar permasalahan yang ada. "Semua berawal dari EQ yang rendah, cara bicara publik yang memecah belah dan merendahkan, serta tidak adanya empati," tulisnya.
Agnez Mo menekankan bahwa kemampuan berbicara di depan publik dengan baik, tanpa memprovokasi atau memecah belah, adalah standar minimal yang harus dimiliki seorang wakil rakyat. Ia menyayangkan fakta bahwa masyarakat harus menuntut hal mendasar seperti itu.
"Hal PALING MINIMAL yang bisa saya harapkan dari seorang anggota DPR adalah kemampuan berbicara di depan publik yang layak. Yang TIDAK MEMECAH BELAH, tapi justru mencari solusi untuk semua pihak, bukan cuma untuk kepentingan dirinya sendiri," tegasnya.
Agnez Mo juga menceritakan pengalamannya berhadapan dengan anggota dewan yang merendahkannya. Ia menyebutkan, pejabat tersebut meremehkan pendapatnya karena dianggap belum berpendidikan S3. Menurut Agnez Mo, logika berpikir yang merendahkan dan menjelek-jelekkan pendapat yang berbeda sudah cukup menggambarkan kualitas pejabat tersebut. "Logika model begitu udah cukup menunjukan semuanya," tutupnya.