Emas Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Sentuh Level Fantastis!

Jakarta – Harga emas meroket dan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah pada hari ini, Selasa (2 September 2025). Kenaikan signifikan ini didorong oleh melemahnya nilai tukar dolar AS dan meningkatnya keyakinan pasar terhadap potensi penurunan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS (The Fed) pada bulan ini.

Harga emas spot mengalami kenaikan sebesar 0,5% menjadi US$ 3.492,26 per troy ons, setelah sempat mencapai puncak di US$ 3.508,50 per troy ons. Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember melonjak 1,4% menjadi US$ 3.563,40 per troy ons.

"Kondisi ekonomi yang kurang menggembirakan dan ekspektasi penurunan suku bunga AS menjadi katalis utama bagi kenaikan harga logam mulia," ungkap seorang analis pasar keuangan.

Selain itu, krisis kepercayaan terhadap dolar AS, yang dipicu oleh sentimen Presiden AS terkait independensi The Fed, turut berkontribusi pada lonjakan harga emas. Presiden AS diduga berusaha mempengaruhi Ketua The Fed untuk segera menurunkan suku bunga acuan.

Saat ini, pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada tanggal 17 September mencapai 90%, menurut CME FedWatch.

Akankah Harga Emas Terus Meroket Hingga US$ 3.600?

Seorang pengamat mata uang memprediksi bahwa harga emas berpotensi melanjutkan tren kenaikannya hingga mencapai US$ 3.550 per troy ons. Jika level tersebut berhasil ditembus, bukan tidak mungkin harga emas akan meroket hingga US$ 3.600.

Ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, yang dipicu oleh ancaman serangan Ukraina terhadap Rusia, turut memicu kekhawatiran pasar. Serangan terhadap kilang-kilang minyak Rusia oleh Ukraina semakin memperkeruh suasana.

Di sisi lain, konflik di Timur Tengah juga semakin memanas setelah Israel menyerang Yaman, yang mengakibatkan tewasnya Perdana Menteri Houthi. Serangan ini memicu kemarahan negara-negara Arab lainnya, termasuk Iran.

"Kemungkinan besar akan terjadi perang besar di Timur Tengah, yang melibatkan Houthi Yaman, Hizbullah, bahkan Iran," tambahnya.

Scroll to Top