Jakarta – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melaporkan adanya 10 korban jiwa dalam gelombang demonstrasi di berbagai kota di Indonesia yang berlangsung selama sepekan terakhir, dari tanggal 25 hingga 31 Agustus 2025.
Ketua Komnas HAM, Anis Hidayah, menyampaikan dalam konferensi pers bahwa pihaknya menduga sebagian korban meninggal dunia akibat kekerasan dan penyiksaan yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Komnas HAM masih melakukan penyelidikan mendalam terkait keterlibatan aparat dalam insiden ini.
Korban jiwa tersebar di berbagai wilayah, meliputi Jakarta, Semarang, hingga Makassar. Gelombang demonstrasi dipicu oleh protes terhadap gaji tunjangan anggota DPR RI dan semakin memanas setelah insiden meninggalnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang diduga terlindas kendaraan taktis Brimob. Bentrokan antara polisi dan massa di sejumlah titik menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Peristiwa ini menarik perhatian Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR). OHCHR mendesak Pemerintah Indonesia untuk melakukan investigasi menyeluruh terkait penanganan demonstrasi oleh aparat. Juru bicara OHCHR, Ravina Shamdasani, menekankan pentingnya investigasi yang cepat, mendalam, dan transparan terhadap semua dugaan pelanggaran hukum hak asasi manusia internasional, termasuk yang berkaitan dengan penggunaan kekuatan.
Berikut adalah daftar nama korban meninggal dunia pada akhir Agustus 2025:
- Affan Kurniawan (Jakarta)
- Andika Lutfi Falah (Jakarta)
- Rheza Sendy Pratama (Jogja)
- Sumari (Solo)
- Saiful Akbar (Makassar)
- Muhammad Akbar Basri (Makassar)
- Sarina Wati (Makassar)
- Rusdamdiansyah (Makassar)
- Iko Juliant Junior (Semarang)
- Septinus Sesa (Manokwari)