Kabar duka datang dari Lima, Peru. Seorang staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Zetro Leonardo Purba, menjadi korban penembakan yang merenggut nyawanya. Pemerintah Peru kini tengah mengusut tuntas kasus tragis ini.
Zetro, seorang Penata Kanselerai Muda berusia 40 tahun, diserang pada Senin (1/9) malam saat tiba di kediamannya di Lima setelah bersepeda bersama istrinya. Tiga tembakan dilepaskan ke arahnya, menyebabkan luka parah yang berujung pada kematiannya di rumah sakit.
Menteri Dalam Negeri Peru, Carlos Malaver, mengungkapkan kecurigaan bahwa insiden ini adalah pembunuhan berencana. "Pembunuhan yang memenuhi syarat dalam bentuk pembunuhan kontrak," ujarnya dalam rapat dengan anggota parlemen Peru.
Rekaman CCTV memperlihatkan seorang individu berhelm melepaskan tembakan ke arah Zetro. Setelah korban terjatuh, pelaku kembali menembak untuk memastikan targetnya tewas, kemudian melarikan diri dengan sepeda motor yang dikendarai rekannya.
Motif di balik serangan ini masih misteri. Tidak ada barang berharga milik Zetro yang hilang, memperkuat dugaan bahwa ini bukanlah perampokan biasa. Zetro sendiri baru bertugas di Peru selama lima bulan, meninggalkan seorang istri dan tiga anak.
Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, mendesak otoritas Peru untuk melakukan investigasi yang mendalam, transparan, dan cepat. Ia juga menekankan pentingnya perlindungan maksimal bagi seluruh staf diplomatik dan WNI di Peru.
Kementerian Luar Negeri Peru memberikan jaminan akan menyelidiki kasus ini secara menyeluruh dan memberikan bantuan serta perlindungan yang dibutuhkan kepada KBRI. Menteri Luar Negeri Peru, Elmer Schialer, mengakui bahwa masalah utama yang dihadapi negaranya adalah "ketidakamanan" dan pembunuhan ini menjadi "peringatan" terkait masalah tersebut.