Surabaya digegerkan dengan beredarnya foto seorang pria berjaket ojek online (ojol), berhelm, bermasker, dan bersepatu Adidas Terrex yang dinarasikan sebagai pelaku pembakaran Gedung Negara Grahadi. Polda Jatim saat ini tengah mendalami keterkaitan pria tersebut dalam insiden ini.
"Kami masih memperdalam bukti-bukti, untuk memastikan apakah yang bersangkutan adalah perusuh atau demonstran yang menyampaikan aspirasi dengan baik," ungkap Kabid Humas Polda Jatim. Pihaknya mengapresiasi bantuan masyarakat dan media yang telah merekam dan mengamati perilaku para perusuh selama aksi demonstrasi. Segala informasi akan ditindaklanjuti untuk mengungkap pelaku pembakaran yang sebenarnya.
Jika terbukti terlibat, pelaku akan dijerat dengan sejumlah pasal pidana, termasuk pencurian dengan pemberatan (363 KUHP), kekerasan terhadap orang atau barang (170 KUHP), dan melawan petugas (21 KUHP).
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan keraguannya bahwa pelaku pembakaran adalah warga Jawa Timur. "Saya tidak yakin yang tega merusak itu orang Jawa Timur. Saya meyakini orang Jawa Timur baik," ujarnya.
Khofifah mempersilakan masyarakat menyampaikan pendapat, namun dengan catatan tidak merusak fasilitas umum, terutama bangunan cagar budaya. Ia menambahkan bahwa saat ini proses asesmen untuk perbaikan Gedung Grahadi masih berlangsung dan belum ada kepastian mengenai anggaran yang dibutuhkan. Bantuan anggaran dari pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR tengah dipertimbangkan.
"Ini cagar budaya. Saya lihat kayu-kayu jati yang hangus itu… Kalau kita mencintai negeri ini, saya rasa kita tidak akan merusak seperti itu," pungkasnya.