Kekosongan stok beras premium yang terjadi di sejumlah jaringan toko modern saat ini tidak serta merta menunjukkan adanya kelangkaan. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menegaskan, fenomena ini lebih disebabkan oleh perubahan strategi distribusi beras dari produsen ke pasar tradisional.
Menurut Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, kelangkaan yang sebenarnya ditandai dengan antrean panjang pembeli beras. Yang terjadi saat ini adalah pergeseran, di mana suplai beras dari pabrik-pabrik kecil lebih banyak dialihkan ke pasar tradisional. Hal ini berdampak positif pada peningkatan penjualan di pasar tradisional.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan proyeksi produksi beras yang cukup menggembirakan. Pada Oktober 2025, diperkirakan produksi mencapai 31,04 juta ton, dan berpotensi menembus angka 34 juta ton pada Desember 2025. Tahun sebelumnya, produksi 30 juta ton berhasil dicapai pada bulan Desember.
Meskipun stok beras premium di ritel modern berkurang, beberapa merek tertentu masih tersedia. Contohnya, pantauan di salah satu gerai Superindo menemukan hanya beras merek Topi Koki yang tersedia, sementara beras SPHP dari Bulog kosong. Karyawan toko menyebutkan bahwa pasokan dari pemasok lain belum datang, dan SPHP tidak tersedia.
Kondisi serupa juga terpantau di minimarket lain, dimana stok beras SPHP kosong karena penarikan terkait isu beras oplosan. Akibatnya, hanya beberapa merek beras lain yang tersisa.
Di sisi lain, pasokan beras premium di pasar tradisional juga terbatas. Harga beras Pandan Wangi bahkan melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Iqbal Shoffan Shofwan, menjelaskan bahwa ritel modern kini lebih berhati-hati dalam menjual beras premium. Mereka memastikan kemasan dan klaim kualitas beras sesuai dengan isi produk, untuk melindungi konsumen dari potensi kerugian.
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menambahkan, langkah ini diambil untuk menghindari komplain dari pelanggan. Sementara itu, penyaluran beras SPHP terus digencarkan ke ratusan gerai ritel di seluruh Indonesia, dengan harapan distribusinya semakin merata.