Gelombang demonstrasi yang melanda Indonesia sejak 25 Agustus 2025 meninggalkan jejak kerusakan yang signifikan. Aksi unjuk rasa tercatat terjadi di 107 titik yang tersebar di 32 provinsi. Meskipun sebagian demonstrasi berlangsung damai, banyak di antaranya berujung pada kerusuhan, perusakan, dan pembakaran fasilitas publik.
Data menunjukkan beberapa daerah mengalami dampak paling parah. Di Jakarta, 22 halte Transjakarta dan fasilitas MRT mengalami kerusakan, dengan kerugian mencapai miliaran rupiah. Sementara itu, di Makassar, aksi pembakaran Gedung DPRD Provinsi Sulsel dan DPRD Kota Makassar menyebabkan korban jiwa dan luka-luka.
Kota-kota lain seperti Surakarta, Surabaya, Kediri, dan Mataram juga mengalami kerusakan signifikan akibat aksi pembakaran dan perusakan gedung DPRD serta fasilitas publik lainnya. Dampak serupa juga dirasakan di Bandung, Semarang, Brebes, Pekalongan, Tegal, Cilacap, Kebumen, dan Jepara, dengan kerusakan bervariasi dari perusakan gedung hingga penjarahan dan pembakaran fasilitas publik.
Di luar Jawa, kerusakan juga tercatat di Malang, Cirebon, Banyumas, Banjar, Jambi, Tasikmalaya, Palembang, dan Palopo. Kerusakan meliputi perusakan dan pembakaran gedung DPRD, kantor pemerintahan, dan fasilitas kepolisian.
Akibat aksi unjuk rasa yang berujung ricuh ini, kerugian negara diperkirakan mencapai puluhan hingga ratusan miliar rupiah. Kerusakan fasilitas publik tidak hanya mengganggu pelayanan masyarakat, tetapi juga menimbulkan beban anggaran yang besar untuk perbaikan dan pemulihan.