Rumah kontrakan milik Nafa Urbach di Bintaro, Tangerang Selatan, menjadi target penjarahan massa pada Minggu dini hari (31/8/2025). Rumah yang biasanya ditinggali Zack Lee, mantan suami Nafa, dan anak mereka itu, kini tampak sepi. Nafa sendiri sesekali datang untuk menjenguk sang buah hati.
Heri, seorang tetangga yang dipercaya warga, menceritakan kronologi kejadian. Saat penjarahan terjadi, rumah dalam keadaan kosong dan gelap. Rupanya, Nafa sempat menghubungi istri Heri sebelum kejadian.
"Komunikasi sama istri saya. Komunikasi terus. Komunikasi itu sebelum kejadian ya, Sabtu malam ya," ujar Heri. "Ya minta tolonglah dan minta maaf juga ngerepotin warga sini."
Dalam percakapan tersebut, Heri dan istrinya menyampaikan potensi risiko terburuk, mengacu pada kejadian serupa yang menimpa rumah Sahroni, Uya Kuya, dan Eko Patrio. Mereka mengkhawatirkan ketidakmampuan warga untuk mengendalikan massa jika situasinya memburuk.
"Jadi kita sih menyampaikan worst case-nya ya, In case kalau misalnya… sampai kejadian seperti di rumahnya Pak Sahroni ataupun Pak Uya ataupun Pak Patrio gitu ya. In case gitu, worst case-nya kita tidak bisa membendung massa tersebut."
Hingga kini, belum ada informasi mengenai kapan Nafa Urbach akan kembali ke rumah tersebut. Sementara itu, barang-barang yang tersisa sudah mulai dirapikan.
Heri menduga Nafa sudah memiliki firasat bahwa rumahnya akan menjadi sasaran penjarahan, mengingat kondisi rumah yang kosong dan tanpa pembantu.
"Kemungkinan ya, kemungkinan, kemungkinan karena kosong kan rumahnya. Sudah gak ada pembantunya juga, sudah gak ada," jelas Heri.
Beberapa tim dari Nafa Urbach telah meminta izin untuk memeriksa kondisi rumah dan berkoordinasi dengan warga sekitar. Saat ini, rumah kontrakan tersebut sudah benar-benar kosong.
Heri menambahkan bahwa Nafa Urbach dan Zack Lee dikenal sebagai sosok yang baik dan mudah bergaul selama tinggal di lingkungan tersebut.
"Orangnya baik ya. Bu Nafa itu baik banget ya, baik banget, sama istri saya tuh akrab gitu. Walaupun dia gak ini, apa… walaupun dia tuh orang populer gitu ya, akrab gitu komunikasinya. Selalu telepon gitu, mudah bergaul ya," pungkas Heri. "Artinya dia juga merasa bahwa dengan kondisi seperti ini, minta maaf, ‘Minta maaf ya Bu, ngerepotin warga,’ gitu-gitu. ‘Oh gak apa-apa, kita sama-sama’, gitu."
