Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta belakangan ini menjadi perhatian. Pemicunya? Lonjakan permintaan BBM non-subsidi.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan bahwa fenomena ini disebabkan oleh pergeseran perilaku konsumen. Masyarakat kini cenderung memilih BBM non-subsidi dibandingkan dengan BBM bersubsidi.
Pemberlakuan penggunaan QR code untuk pembelian BBM bersubsidi oleh Pertamina diduga menjadi salah satu faktor pendorong. Proses pendaftaran dan potensi ketidaksesuaian spesifikasi kendaraan membuat sebagian masyarakat beralih ke opsi non-subsidi.
Diperkirakan sekitar 1,4 juta kiloliter terjadi perpindahan konsumsi dari BBM bersubsidi ke non-subsidi. Hal ini menyebabkan lonjakan permintaan yang signifikan di SPBU swasta.
Kementerian ESDM mencatat bahwa masyarakat semakin mandiri dan tidak hanya bergantung pada BBM bersubsidi. Mereka juga beralih ke jenis BBM dengan Research Octane Number (RON) di atas 90, yang tersedia di SPBU swasta.
Sebagai langkah antisipasi, Kementerian ESDM berencana memanggil para penyedia BBM swasta dalam waktu dekat untuk membahas solusi mengatasi kekurangan stok ini.