Israel Kerahkan Puluhan Ribu Tentara Cadangan untuk Serangan Gaza

GAZA – Israel meningkatkan persiapan untuk serangan besar-besaran di Kota Gaza dengan memobilisasi sekitar 40.000 tentara cadangan. Langkah ini dilakukan di tengah ketegangan internal mengenai strategi dan waktu pelaksanaan operasi.

Perintah untuk mempercepat operasi dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kabinetnya mendapat perlawanan dari internal militer. Kepala Staf IDF, Eyal Zamir, menyarankan adanya gencatan senjata, mengungkapkan kekhawatiran bahwa operasi yang terburu-buru dapat membahayakan keselamatan sandera yang masih ditahan di Gaza dan membebani militer secara berlebihan. IDF menyatakan perlu waktu minimal dua bulan sebelum operasi dapat dimulai, terutama karena masalah logistik dan upaya bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Gaza yang menghadapi krisis kelaparan.

Beberapa tentara cadangan juga menyuarakan keraguan terhadap rencana pemerintah. Survei internal menunjukkan ketidakpuasan di antara mereka, dengan beberapa menyoroti kurangnya strategi yang jelas untuk mencapai tujuan akhir. Seorang tentara cadangan tempur mengungkapkan keraguan tentang efektivitas operasi dalam menekan Hamas untuk membebaskan sandera.

Operasi militer Israel terbaru di Kota Gaza, yang dimulai bulan lalu, menargetkan pusat komando Hamas, gudang senjata, dan jaringan terowongan. Lebih dari 1.000 bangunan dilaporkan hancur, menyebabkan ratusan orang terjebak dan ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal. Israel mengklaim operasi ini diperlukan untuk keamanan nasional dan bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur Hamas.

Konflik yang berkepanjangan ini dimulai pada 7 Oktober 2023, dengan serangan oleh kelompok militan yang menyebabkan sekitar 1.200 kematian di Israel selatan dan penyanderaan 250 orang. Sekitar 50 sandera masih ditawan. Data terkini menyebutkan lebih dari 62.000 orang tewas dan sekitar 156.000 orang terluka dalam serangan Israel sejak konflik dimulai.

Scroll to Top