Uya Kuya Pilih Jalur Damai: Restorative Justice untuk Wanita yang Diduga Terlibat Penjarahan

Artis sekaligus mantan anggota DPR, Uya Kuya, mengambil langkah tak terduga dengan mengajukan restorative justice untuk seorang ibu paruh baya yang diduga terlibat dalam penjarahan di rumahnya. Kejadian ini terjadi di kawasan Duren Sawit beberapa waktu lalu.

Wanita tersebut, yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang parkir, dilaporkan sempat mengambil AC dari kediaman Uya.

Alasan Uya mengambil keputusan ini adalah karena ia mengetahui bahwa terduga pelaku tinggal bersama cucunya yang memiliki disabilitas. Kondisi inilah yang mendorong Uya untuk memilih jalur damai dan menghentikan proses hukum terhadap ibu tersebut.

"Saya berinisiatif mengajukan restorative justice. Saya ingin kasus ini tidak berlanjut ke tahap berikutnya," ujar Uya.

Uya juga mengungkapkan bahwa ia sudah mengikhlaskan barang-barangnya yang hilang. Menurut pengakuan terduga pelaku, ia hanya datang ke lokasi karena mendengar kabar tentang rumah Uya yang terbuka. Ia mengaku tidak tahu barang apa yang diambilnya.

Saat ini, Uya hanya fokus pada penyelesaian kasus ini dan tidak mengetahui apakah ada pihak lain yang terlibat dalam penjarahan tersebut.

Sebelumnya, Uya Kuya menyatakan telah mengikhlaskan kejadian perampokan yang menimpa rumahnya. Ia lebih fokus mengurus keluarga. Namun, ia berharap kucing-kucing peliharaannya dapat dikembalikan. Beberapa kucing telah ditemukan, tetapi masih ada yang belum diketahui keberadaannya.

"Yang penting, tolong kembalikan kucing-kucing kami," pintanya.

Salah satu kucing Uya bahkan sempat diselamatkan oleh Sherina Munaf dan timnya.

Uya Kuya sendiri termasuk dalam daftar anggota DPR yang dinonaktifkan oleh partainya setelah gelombang demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah. Penonaktifan ini terkait dengan sikap dan pernyataan anggota dewan yang dianggap tidak sensitif terhadap situasi ekonomi masyarakat. Beberapa nama lain yang dinonaktifkan adalah Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari Partai NasDem, Eko Patrio dari PAN, dan Adies Kadir dari Golkar.

Scroll to Top