Sebuah kabar mengejutkan datang dari dunia animasi Indonesia. Seorang animator bernama Jayden berencana menuntut kreator film animasi "Merah Putih: One For All" atas tuduhan pelanggaran hak cipta. Jayden mengklaim bahwa karakter-karakter animasi dalam film tersebut merupakan hasil ciptaannya yang telah dipublikasikan sebelumnya.
Dalam sebuah video yang diunggah, Jayden memaparkan bukti-bukti berupa kemiripan antara karyanya dengan adegan dan desain karakter dalam film "Merah Putih: One For All". Ia mengaku terkejut dan kecewa saat pertama kali melihat film tersebut. Menurutnya, banyak elemen visual yang sangat mirip dengan karyanya, dan hal ini bukanlah suatu kebetulan.
Upaya komunikasi awal dengan pihak produksi film disebut tidak membuahkan hasil, sehingga Jayden merasa tidak memiliki pilihan lain selain menempuh jalur hukum. Ia mengklaim telah mengumpulkan pakar animasi dan hukum hak cipta untuk memperkuat tuntutannya.
Untuk mewujudkan rencananya, Jayden membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terutama untuk transportasi dan operasional dari negara asalnya ke Indonesia. Oleh karena itu, ia membuka donasi dengan menjual karya visualnya berupa karakter berpakaian khas Nusantara melalui kanal YouTube-nya. Jayden berjanji bahwa setiap dana yang terkumpul akan digunakan untuk mengajukan tuntutan kepada rumah produksi Perfiki.
Jayden bahkan mengaku telah menyiapkan berkas perkara agar proses tuntutan berjalan lancar. Jika target dana terpenuhi, ia berjanji akan menyewa pengacara dan hadir di pengadilan untuk membela kebenaran.
"Merah Putih: One For All" adalah film animasi besutan sutradara Endiarto yang tayang perdana pada 14 Agustus 2025. Film ini bercerita tentang sekelompok anak yang terpilih menjadi Tim Merah Putih untuk menjaga bendera pusaka. Namun, tiga hari sebelum upacara, bendera tersebut hilang, dan anak-anak ini memulai petualangan untuk menemukannya.
Kabar tuntutan ini menjadi pukulan berat bagi tim produksi. Sejak awal peluncurannya, film ini telah menuai kritik dari warganet yang menilai animasi dalam film tersebut menjiplak karya kreator lain.
Hingga saat ini, pihak kreator atau rumah produksi film "Merah Putih: One For All" belum memberikan pernyataan resmi terkait ancaman tuntutan ini.