Arus modal asing kembali meninggalkan pasar modal Indonesia. Tercatat pada perdagangan kemarin, Rabu (3 September 2025), investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 1,39 triliun.
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing dengan nilai Rp 939,7 miliar. Pelepasan saham ini terjadi seiring dengan penurunan harga saham BBCA sebesar 3,92% dalam lima hari perdagangan terakhir.
Selain BBCA, saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) juga mengalami penjualan bersih yang signifikan, mencapai Rp 239,6 miliar. Harga saham PANI terkoreksi 2,05% ke level 15.550 pada perdagangan kemarin.
Dua emiten milik Prajogo Pangestu, yaitu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT), turut menjadi sasaran penjualan investor asing. Masing-masing mencatatkan net sell sebesar Rp 80 miliar dan Rp 35,2 miliar.
Berikut adalah daftar 10 saham dengan net foreign sell terbesar pada perdagangan kemarin:
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Rp 939,7 miliar
- PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI): Rp 239,6 miliar
- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS): Rp 143,8 miliar
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM): Rp 109,2 miliar
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF): Rp 92,2 miliar
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN): Rp 80 miliar
- PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK): Rp 60,5 miliar
- PT Barito Pacific Tbk (BRPT): Rp 35,2 miliar
- PT Archi Indonesia Tbk (ARCI): Rp 27,5 miliar
- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA): Rp 27,4 miliar
Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru menunjukkan kinerja positif pada hari yang sama. IHSG ditutup menguat 84,27 poin atau 1,08% ke level 7.885,86.
Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang 7.840,75 hingga 7.911,62. Sebanyak 420 saham mengalami kenaikan, 284 saham mengalami penurunan, dan 252 saham tidak mengalami perubahan harga. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 18,01 triliun dengan volume perdagangan mencapai 36,03 miliar saham dalam 2,13 juta kali transaksi.
Sektor energi menjadi sektor dengan kenaikan tertinggi, yaitu sebesar 3,94%. Diikuti oleh sektor kesehatan (1,18%) dan sektor konsumer non-primer (1,02%).
Saham emiten tambang Sinar Mas, yaitu PT Dian Swastatika Sentosa (DSSA), menjadi pendorong utama kenaikan IHSG dengan kontribusi sebesar 39,1 indeks poin. Saham Sinar Mas lainnya, yaitu PT Sinar Mas Multiartha (SMMA), juga turut mendorong indeks dengan kenaikan sebesar 4,57% ke level 16.575 dan kontribusi sebesar 5,78 indeks poin.