Fenomena menarik terungkap di balik kunjungan kenegaraan para pemimpin dunia. Bukan hanya diplomasi dan agenda politik, tapi juga langkah-langkah pengamanan ekstra ketat, terutama terkait jejak DNA.
Publik baru-baru ini dihebohkan dengan aksi staf Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, yang terlihat membersihkan semua benda yang bersentuhan dengannya setelah pertemuannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Kursi, meja, bahkan gelas yang disentuh Kim tak luput dari perhatian. Pengamat menilai tindakan ini sebagai upaya menghilangkan jejak DNA sang pemimpin.
Namun, ternyata Kim Jong Un bukan satu-satunya pemimpin yang menerapkan protokol keamanan serupa. Vladimir Putin juga dikenal melakukan upaya luar biasa untuk mencegah pencurian DNA-nya.
Sejak 2017, terungkap bahwa Putin memerintahkan pengawalnya untuk mengumpulkan urin dan fesesnya dalam kantong tertutup setiap kali bepergian ke luar negeri. Protokol ini bahkan diduga diterapkan saat pertemuan Putin dengan Presiden Amerika Serikat (AS) kala itu, Donald Trump, di Alaska. Petugas keamanan Rusia membawa limbah presiden kembali ke Moskow dalam koper khusus.
Tindakan ini dilakukan untuk mencegah pihak asing mengumpulkan informasi intelijen tentang kesehatan Putin. Sampel medis, termasuk limbah feses, dapat memberikan wawasan mendetail tentang kesehatan seseorang, mulai dari potensi penyakit hingga perawatan yang sedang berlangsung.
Seorang jurnalis investigasi mengungkapkan bahwa anggota Badan Perlindungan Federal (FPS) Rusia bertugas mengumpulkan limbah feses Putin selama kunjungan ke luar negeri, menyegelnya dalam kantong khusus, dan membawanya kembali ke Rusia dalam tas kerja yang aman. Sistem ini diduga telah berlaku sejak kunjungan Putin ke Prancis pada tahun 2017.
Beberapa sumber bahkan menyebutkan Putin menggunakan toilet portabel untuk memastikan tidak ada jejak biologis yang tertinggal. Tindakan ini dikabarkan telah ada sejak Putin pertama kali berkuasa pada tahun 1999.
Keamanan nasional menjadi alasan utama di balik tindakan ini. Hal ini dilakukan untuk menjaga informasi sensitif tentang kesehatan dan kondisi genetik pemimpin negara agar tidak jatuh ke tangan yang salah.
Perlu diingat, pada tahun 2022, isu mengenai kesehatan Putin yang menurun sempat mencuat. Saat itu, beberapa pengamat menyoroti gerakan kaki Putin yang tidak biasa saat konferensi pers di Astana dan kedutan yang terlihat saat bertemu Presiden Belarus, Alexandr Lukashenko pada tahun 2023. Meskipun spekulasi tentang kemungkinan kondisi neurologis seperti penyakit Parkinson bermunculan, Kremlin berulang kali membantah klaim tersebut.