Anime Demon Slayer: Infinity Castle tengah menjadi fenomena global sejak rilis perdana di Jepang pada 18 Juli lalu. Adaptasi dari manga karya Koyoharu Gotouge ini terus mencetak rekor demi rekor, termasuk meraih predikat film anime orisinal terbaik di situs IMDb dengan rating fantastis, 8,9.
Rating tinggi ini mencerminkan antusiasme penonton yang memuji Demon Slayer: Infinity Castle sebagai "film terbaik". Pujian dilontarkan karena visual yang spektakuler, adegan aksi yang mendebarkan, serta kedalaman emosional dalam cerita.
Berbeda dari adaptasi anime sebelumnya, Infinity Castle, yang mengadaptasi bagian akhir cerita Kimetsu no Yaiba, digarap oleh studio Ufotable selama 3,5 tahun dan dihadirkan dalam format trilogi film layar lebar eksklusif.
Hingga akhir Agustus, film ini telah menjual lebih dari 19,8 juta tiket dan meraup pendapatan sekitar 28 miliar yen, atau sekitar Rp 3 triliun, dalam 38 hari penayangan. Angka ini melampaui pendapatan film legendaris Titanic, menjadikannya film berpenghasilan tertinggi ketiga dalam sejarah perfilman Jepang.
Kesuksesan Demon Slayer: Infinity Castle juga merambah ke negara-negara lain. Di Filipina, film ini meraup keuntungan Rp 68,5 miliar dan menjadi nomor satu sejak penayangan perdananya. Di Thailand, film ini dinobatkan sebagai film animasi terbesar sepanjang masa dan terbaik tahun ini dengan pendapatan mencapai Rp 97,8 miliar.
Di Hong Kong, film ini juga menjadi yang terlaris dengan pendapatan Rp 115 miliar. Sementara di Indonesia, Demon Slayer: Infinity Castle berhasil mengumpulkan Rp 101 miliar, dan diikuti Malaysia dengan Rp 81 miliar. Kesuksesan global Demon Slayer: Infinity Castle membuktikan bahwa anime ini bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga sebuah fenomena budaya yang mendunia.
