Kabar duka menyelimuti Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, setelah helikopter BK117 D3 yang membawa delapan orang dilaporkan hilang kontak. Tim SAR gabungan bekerja keras mencari keberadaan helikopter tersebut hingga akhirnya menemukan titik terang. Dari delapan penumpang, enam di antaranya telah ditemukan. Daftar nama penumpang mencakup Capt Haryanto, Eng Hendra, Mark Werren, Yudi Febrian, Andys Rissa Pasulu, Santha Kumar, Claudine Quito, dan Iboy Irfan Rosa, di mana tiga di antaranya adalah warga negara asing.
Seorang relawan, Remisur, membagikan kronologi penemuan yang mengharukan. Saat tim menyisir area hutan yang lebat, seorang relawan secara tak sengaja melihat serpihan berbentuk segitiga yang awalnya dikira pondok. Ternyata, serpihan itu adalah puing helikopter yang mereka cari.
Pencarian difokuskan pada titik koordinat awal, mengabaikan berbagai informasi simpang siur yang beredar. Setelah melewati kawasan pegunungan Utar tanpa hasil, tim akhirnya menemukan puing pertama di pegunungan Balumut, berjarak sekitar 300 meter dari titik koordinat yang ditentukan.
Saat menyusuri hutan dan membuka jalur baru, tim tidak menyadari bahwa mereka sudah berada dekat dengan lokasi jatuhnya helikopter. Kondisi helikopter saat ditemukan berada dalam posisi miring sekitar 75 derajat. Di dekat puing pertama, relawan menemukan jenazah seorang pria berkulit putih dalam posisi tengkurap.
Lebih jauh ke dalam badan helikopter, ditemukan empat tengkorak kepala yang hangus terbakar. Kondisi jenazah penumpang lainnya sangat memprihatinkan, sebagian besar hangus terbakar, hanya menyisakan bagian tubuh tertentu seperti kaki atau bahkan hanya abu. Relawan memperkirakan hanya enam jasad penumpang yang fisiknya masih dapat dikenali, sedangkan dua lainnya diduga kuat telah menjadi abu. Dua jasad yang masih utuh ditemukan terlempar keluar dari helikopter.