Putin Buka Pintu Pertemuan dengan Zelensky, Tapi Beri Peringatan Keras

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan kesiapannya untuk berunding langsung dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, demi mengakhiri konflik yang berkepanjangan antara kedua negara. Meskipun demikian, Putin menegaskan bahwa jika perundingan damai menemui jalan buntu, Rusia akan mengejar tujuannya melalui jalur militer.

Putin mengungkapkan hal ini setelah kunjungannya ke China, menanggapi usulan dari mantan Presiden AS, Donald Trump, yang sebelumnya mendesak pertemuan serupa. Putin menyatakan bersedia menerima Zelensky di Moskow. Namun, ia meragukan efektivitas pertemuan tersebut, sembari mempertanyakan legitimasi Zelensky.

Beberapa pihak telah menawarkan diri menjadi tuan rumah pertemuan potensial ini, termasuk usulan dari Kanselir Jerman, Friedrich Merz, yang mengusulkan Jenewa sebagai lokasi.

Rusia kembali menegaskan syarat-syaratnya untuk perjanjian damai, termasuk penghentian status darurat militer di Ukraina dan referendum mengenai wilayah sengketa. Rusia juga bersikeras untuk mempertahankan empat wilayah yang telah di aneksasi pada tahun 2022. Sementara itu, Ukraina menolak mentah-mentah penyerahan wilayah sebagai bagian dari kesepakatan damai.

Menanggapi pernyataan Putin, Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, mengungkapkan bahwa ada tujuh negara yang mengajukan usulan serius untuk menjadi tuan rumah pertemuan antara kedua pemimpin. Zelensky, diklaim siap hadir kapan saja. Sybiha menuduh Putin sengaja mengajukan usulan yang tidak dapat diterima, dan menyerukan tekanan yang lebih besar untuk memaksa Rusia bernegosiasi secara serius.

Putin menyatakan bahwa konflik Ukraina dapat diakhiri dengan kesepakatan jika akal sehat menang. Tetapi, jika tidak, Rusia akan menyelesaikan semua tugasnya melalui kekuatan militer.

Scroll to Top