Abu Dhabi menyampaikan peringatan tegas seiring dengan intensifikasi serangan Israel di Kota Gaza yang dilanda krisis kemanusiaan. Serangan udara terbaru Israel di Jalur Gaza menyebabkan puluhan korban jiwa, menurut laporan dari rumah sakit setempat.
Di dalam negeri, demonstrasi besar-besaran mengguncang Israel. Warga memprotes pengerahan puluhan ribu tentara cadangan untuk operasi militer yang diperluas. Para demonstran menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sengaja memperpanjang konflik demi kepentingan politik pribadi, alih-alih mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas untuk membebaskan para sandera.
Garis Merah Aneksasi
Uni Emirat Arab (UEA), salah satu negara yang meneken Abraham Accords, menyampaikan peringatan langka terkait situasi ini. Seorang diplomat senior UEA menekankan bahwa aneksasi wilayah Palestina merupakan "garis merah" yang tidak boleh dilanggar. Tindakan aneksasi akan merusak upaya integrasi regional dan mengakhiri harapan solusi dua negara.
Peringatan ini muncul di tengah kekhawatiran atas rencana Menteri Keuangan Israel yang berhaluan ekstrem kanan, Bezalel Smotrich, untuk menganeksasi sebagian besar wilayah Tepi Barat. Rencana ini, jika terwujud, akan mengakhiri kemungkinan solusi dua negara, yang selama ini dianggap sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian abadi.
Krisis Kemanusiaan Memburuk
Serangan Israel di Kota Gaza dilaporkan telah menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan. Sementara itu, di Gaza selatan, puluhan orang lainnya tewas, termasuk mereka yang sedang mencari bantuan kemanusiaan.
Lembaga-lembaga kemanusiaan melaporkan bahwa banyak keluarga terjebak di tengah konflik akibat biaya pindah yang tinggi, kendala logistik, dan terbatasnya tempat tujuan yang aman.
Situasi diperparah oleh ancaman kelaparan. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan peningkatan jumlah kematian akibat kekurangan gizi, termasuk kematian anak-anak. Operasi militer Israel dan blokade yang berkelanjutan dituding sebagai penyebab utama krisis kelaparan ini.
Insiden Lainnya
Di Yerusalem Timur, polisi Israel menangkap pemilik sebuah kafe dan toko buku Palestina yang terkenal. Penangkapan ini dipandang sebagai bagian dari upaya sistematis untuk membungkam intelektual di kota tersebut.
Di sisi lain, badan intelijen Israel, Shin Bet, mengklaim telah menangkap sel Hamas di Tepi Barat yang merencanakan pembunuhan terhadap Menteri Keamanan Nasional Israel yang berhaluan ekstrem kanan, Itamar Ben-Gvir.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel mengancam akan menimpakan "10 Tulah Mesir" kepada pemberontak Houthi di Yaman setelah kelompok tersebut meningkatkan serangan rudal terhadap Israel. Houthi telah bersumpah akan meningkatkan serangan terhadap Israel sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina. Sebagai balasannya, Israel telah meluncurkan serangan udara ke wilayah Yaman.